Cantik dan Menarik Meski Curvy

Vera Christina Ambrosius Junius/Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Penampilan cantik dan menarik bukan cuma milik mereka yang tubuhnya proporsional. Namun, bagi yang bertubuh curvy, ‘berisi’ alias gemuk juga bisa terlihat awesome (mengagumkan), asalkan tepat memilih gaya busana.

Bagi kebanyakan perempuan, memiliki tubuh gemuk mungkin menyebalkan. Berbadan gemuk dan tinggi badan tidak ideal, bukan berarti suatu kekurangan. Banyak pandangan bahwa orang gemuk dan pendek tidak bisa tampil gaya. Padahal, jika pandai memoles penampilan akan memancarkan pesona tersendiri, sehingga membuat anda tampil percaya diri. Jadi harus tetap bersyukur akan karunia yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta.

Vera Christina contohnya. Meski tinggi badannya hanya 156 centimeter, namun dia tetap percaya diri. Dia selalu menyesuaikan pakaian yang dikenakan dengan lingkungan. “Saya lebih suka casual, tapi sesuai tempatnya. Jika ke kampus, saya pakai celana panjang, sepatu hak, kemeja yang ada blazernya. Kalau ngumpul dengan teman, pakai pakaian santai tetapi tetap ada aksesorisnya,” ungkap gadis yang akrab dipanggil Vera ini kepada Rakyat Kalbar saat ditemui di kediamannya di Jalan Ampera, Kota Baru, Kota Pontianak, Sabtu (12/11).

Menurut Vera, aksesoris memang wajib dipakai, tetapi juga tergantung pakaian yang dikenakannya, karena fungsinya untuk menambah pesona penampilan. Ketika hanya mengenakan baju kaos, cukup ditambah kalung. “Jam tangan aksesoris wajib bagi saya. Tapi jika fashion saya sudah ‘ramai’, kalung tidak saya pakai,” ucap gadis 22 tahun ini.

Postur tubuh gemuk, terang Vera, memang sulit ketika harus mencari pakaian. Tidak semua yang disukai bisa dipakai. Apalagi pakaian yang biasa dijual di toko-toko hanya menyediakan pakaian untuk wanita dengan tinggi badan 160 centimeter ke atas. Namun mahasiswi semester akhir ini tidak kehabisan akal, karena menurutnya masih ada pakaian yang disain khusus untuk orang pendek. “Kadang menemukan setelan model yang kita suka, tetapi tidak cocok. Bisa dikombinasikan, saya cari model lain yang mirip dengan pakaian yang disukai. Misalnya, dress yang pas body sementara tidak mau dipakai, jadi cari atau ambil bawahnya (rok) saja, kemudian atasnya cari ke tempat lain yang bisa dipadukan atau dikombinasikan,” terang Vera.

Sebagai anak kost dan biaya kuliah masih ditanggung orangtua, anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku tidak setiap bulan belanja pakaian. “Tidak ada toko langganan. Kalau sedang menemani teman belanja dan melihat pakaian bagus, akan jadi target berikutnya,” ungkapnya.

Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sejarah di salah satu perguruan tinggi swasta ini mengaku, biasa mengikuti perkembangan fashion dan tips dari situs online sebagai referensi berpenampilan. Namun, dia tidak suka membeli pakaian melalui situs online. “Tidak berani saya pesan, karena belum tentu cocok, terutama ukuran,” pungkasnya.

 

Reporter: Ambrosius Junius

Redaktur : Yuni Kurniyanto