-ads-
Home Features Cahaya Menjaga Warisan Nenek Moyang Suku Dayak di Teras Negeri

Cahaya Menjaga Warisan Nenek Moyang Suku Dayak di Teras Negeri

Antonius Bujong satu diantara pengrajin Tikar Bidai di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Dusun Risau, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang.

Tikar Bidai. Warisan nenek moyang suku Dayak itu kian lestari. Cahaya menjaganya dari lenyap. Para pewaris pun ajek berkreasi. Merawat kearifan lokal nyambi mengisi pundi.

Anyaman tradisional ini adalah jalan menuju “cuan”. Khususnya buat masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia, di Dusun Risau, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang.

Tikar berbahan baku rotan tersebut, jadi produk unggulan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di teras negeri ini.

-ads-

Tempo dulu, para pewaris kreasi itu kesulitan saat memproduksi. Kendala utamanya adalah energi listrik. Kawasan pedalaman memang sempat tak ‘kesetrum’ listrik pemerintah Indonesia.

“Tentu penerangan sangat kami butuhkan. Terlebih untuk menganyam tikar selain di siang hari biasanya dilakukan di malam hari, tentu ini sangat membantu,” kata Antonius Bujong (42), seorang perajin.

Tapi beruntung gulita tak lagi menyelimuti kampung itu. Antonius Bujong dan perajin lain sudah bisa menikmati listrik. PLN “mengekspansi” wilayah itu lewat jaringan Khatulistiwa.

Pasokan listrik yang meningkat, berhasil membawa terang. Cahaya menjaga sorot mata perajin. Ketika merajut batangan rotan dan kulit kayu di antara remang malam.

Masyarakat memilih malam hari untuk menganyam bukan tak beralasan. Pasalnya, kebanyakan mereka juga mengais rezeki di siang hari. Dengan bertani dan bekerja di perkebunan kelapa sawit.

Keandalan listrik yang kini dirasakan Antonius Bujong, tak cuma memudahkan proses penganyaman tikar. Namun listrik membantu mempercepat produksi tikar itu.

Penghalusan rotan tak lagi dengan cara konvensional. Bujong beralih lebih modern. Memarut dengan mesin yang disokong energi listrik. Tentu saja hal ini lebih memudahkan.

“Kita bersyukur sekali sebab kita sudah bisa menikmati penerangan energi listrik, sebelumnya kan kita masih menggunakan listrik dari negara Malaysia, sebagai masyarakat kita berharap layanan PLN ini bisa terus ditingkatkan baik secara mutu dan layanan,” papar Bujong.

“Nikmatnya” listrik ikut dirasakan pengusaha warung kopi, Ajoni (45). Warga Jalan Dwikora, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang itu bilang layanan kelistrikan di Bengkayang saban hari tambah baik.

“Intensitas terjadinya padam listrik sudah jauh menurun, berbeda dengan kondisi beberapa tahun yang lalu,” kata Ajoni.

Menurutnya, PLN tak cuma menyediakan pasokan listrik yang andal. Lebih dari itu, perusahaan listrik plat merah saat ini lebih gerak cepat. Jika ada masalah pada jaringan, perbaikan ekspres dilakukan. Semuanya beres tak berselang lama. Aktivitas warga jadi tak terganggu.

“Harapan kami sebagai warga tentu berharap PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya kepada masyarakat khususnya di daerah perbatasan ini, jangan sampai kita kalah dengan listrik negara tetangga,” tutur Ajoni.

Gotong Royong Merawat Jaringan

Membaiknya kualitas layanan kelistrikan di perbatasan Jagoi Babang itu, tak lepas dari partisipasi masyarakat. Warga dengan sukarela bergotong royong merawat jaringan listrik.

Jalur jaringan yang sebelumnya ditutupi tanam tumbuh, dibersihkan. Ini dilakukan supaya distribus listrik lancar.

“Adanya sistem Khatulistiwa, tentu keandalan pasokan listrik yang kita miliki semakin kuat, hal ini juga tentu didorong dari dukungan masyarakat,” kata Manajer PLN UP3 Singkawang, Robin Septavyn.

Robin memaparkan, pihaknya secara rutin melakukan perawatan dan pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM). Pada jalur utama sepanjang dan percabangan 300,38 kms.

Kemudian Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 125,89 kms dan memperbaiki serta memelihara material distribusi yang rusak. Sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya gangguan listrik.

Selama ini yang memantik gangguan listrik di Bengkayang, khususnya daerah perbatasan Jagoi Babang adalah pohon dan tanam tumbuh milik warga dan perusahaan perkebunan sawit.

Hal tersebut dapat diperparah jika terjadi cuaca buruk. Banyak pohon tumbang tak jarang menimpa jaringan listrik. Ini lah yang menjadi tantangan sekaligus butuh kerja ekstra mengamankan pasokan listrik.

“Kami terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kelistrikan. Tantangan ini terus dikomunikasikan dan dikoordinasikan. Supaya warga sepenuhnya mendukung upaya mengamankan pasokan listrik,” paparnya.

Robin mengimbau, agar masyarakat mengikhlaskan pohon dan tanam tumbuh milik mereka dipangkas. Terutama yang berada didekat jaringan listrik. Ini dilakukan tak lain untuk menjaga distribusi listrik. Sehingga dapat dinikmati dengan aman dan nyaman.

Exit mobile version