eQuator.co.id – Sintang-RK. Kondisi infrastruktur Jalan di Desa Simba Jaya makin hari kian parah. Akses transportasi yang menghubungkan tiga kecamatan itu nyaris tak bisa dilewati. Padahal dana perbaikan telah dikeluarkan, tapi pengerjaannya terkesan tak berjalan.
Berbagai keluhan dilontarkan warga Desa Simba Jaya, baik melalui media cetak dan elektronik. Bahkan mereka mendatangi Ketua DPRD Sintang, Jefray Edward, mempertanyakan perbaikan jalan tersebut. Parahnya lagi, kontraktor yang mengerjakan jalan itu terkesan tutup mata. Meskipun anggaran perbaikan telah dikucurkan.
Bupati dr. H. Jarot Winarno menggelar rapat konsolidasi bersama instansi terkait, membahas persoalan jalan Simba.
“Saya pastikan dalam seminggu sudah harus ada solusi mengenai jalan Simba yang dikeluhkan warga setempat, karena hancur seperti bubur,” kata Jarot, Selasa (23/2).
Jarot memastikan turun langusung ke lapangan. Dari peninjauan tersebut nantinya, maka ada gambaran untuk menentukan solusinya. “Kita akan turun ke sana,” tegasnya.
Ada sekitar 185 meter jalan di Desa Simba Jaya yang dikeluhkan warga lantaran rusak parah. Kemudaian 13 kilometer ruas jalan poros di Kecamatan Binjai juga harus dituntaskan.
“Kalau jalan itu macet, tentu akan menghambat perkeonomian masyarakat setempat. Jadi dalam waktu dekat, harus ada solusi untuk menyelesaikan permasalahan Jalan Simba Kecamatan Binjai tersebut,” tuturnya.
Sebelumnya, Jalan Simba Kecamatan Binjai sempat diperbaiki dengan eksavator. Namun lantaran curah hujan yang tinggi, membuat urukan tanah tersebut hanyut dibawa air.
Warga setempat, Untung mengaku Jalan Simba sangat memprihatinkan. Hujan yang mengguyur menambah parah kondisi jalan. Nyaris sepanjang Jalan Simba tak dapat dilalui kendaraan lantaran becek. “Seperti kubangan hewan,” katanya.
Untung berharap, dalam waktu dekat Pemkab Sintang segera memberikan solusi. “Mudah-mudahan bupati baru, segera memncarikan solusinya,” harapnya.
Dikatakannya, kondisi jalan rusak di Desa Simba sudah berlangsung lama. Belum lama ini sempat diperbaiki pemerintah, denggan melakukan pengurukan. Tapi hasilnya tak maksimal.
Reporter: Achmad Munandar
Editor: Kiram Akbar
