eQuator.co.id – Mempawah-RK. Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Mempawah, Selasa (12/9) mengakibatkan bencana longsor di Bukit Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh. Bencana ini menjadi perhatian serius Pemkab Mempawah.
Walaupun bencana tanah longsor tersebut tidak memakan korban jiwa, namun harus tetap diwaspadai. Apalagi longsor di Bukit Peniraman bukan baru kali ini terjadi. Tanah longsor di RT 01/RW 01 dan RT 05/RW 03 Desa Peniraman tersebut hampir menghentikan seluruh aktivitas masyarakat sekitar yang menggali tanah kuning dan penambangan batu untuk dijual sebagai material bangunan. Dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan. Rabu (13/9) tidak terlihat warga yang beraktivitas di bukit tersebut.
Wakil Bupati Mempawah H. Gusti Ramlana, S.Sos beserta tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Sungai Pinyuh turun ke lokasi longsor. “Saya minta agar Muspika dan BPBD segera menginstruksikan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya longsor Bukit Peniraman. Karena kondisinya sangat mengkhawatirkan,” tegas Ramlana, Rabu (13/9).
Dia juga menginstruksikan pelaku penambangan galian C untuk menghentikan seluruh aktivitasnya di Bukit Peniraman. Karena potensi longsor susulan sangat besar akibat intensitas hujan yang semakin tinggi.
“Hal ini harus kita lakukan untuk mengantisipasi adanya korban jiwa maupun harta benda dalam potensi longsor di Bukit Peniraman. Semua pihak saya minta untuk meningkatkan monitoring dan pengawasan di lapangan,” tegas Ramlana.
Camat Sungai Pinyuh Rochmad Effendy mengungkapkan, masyarakat yang bermukim di kaki Bukit Peniraman telah melakukan langkah antisipasi. Bahkan mereka telah meninggalkan rumahnya pada malam hari.
“Setiap malam, belasan kepala keluarga (KK) yang rumahnya di kaki Bukit Peniraman ini telah mengungsi. Mereka menginap di rumah-rumah yang berada di seberang jalan raya untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan,” tutur Rochmat.
Dia menegaskan, longsor di Bukit Peniraman sangat mengancam dan berpotensi akan terjadi kembali. Bahkan lebih parah dari sebelumnya hingga mengancam pemukiman warga. Maka dia meminta masyarakat lebih waspada.
“Karena itu kami mengharapkan kerjasama masyarakat agar melakukan langkah antisipasi. Terpenting selalu waspada dan koordinasi. Jika melihat ada pergerakan tanah dari bukit, segera laporkan kepada petugas desa dan pihak terkait lainnya,” pesannya.
Sementara laporan dari Polsek Sungai Pinyuh, kepolisian menerima laporan longsor di Bukit Peniraman sejak Minggu (10/9). Saat itu, tercatat telah terjadi empat kali longsor di areal Bukit Peniraman.
“Dari laporan masyarakat ada pergerakan tanah di Bukit Peniraman. Kami mencatat sejak Minggu (10/9) hingga Selasa (12/9) telah terjadi empat kali longsor di Bukit Peniraman. Pergerakan tanah di Bukit Peniraman disebabkan curah hujan,” ungkap Kapolsek Sungai Pinyuh Kompol Sunaryo.
Dia juga mengatakan, kemungkinan terjadinya longsor susulan sangat besar. Apalagi saat ini wilayah Sungai Pinyuh dan sekitarnya sering turun hujan dengan intensitas tinggi. Sehingga potensi longsor di Bukit Peniraman harus diantisipasi untuk mencegah munculnya korban jiwa maupun materi.
“Situasinya sangat membahayakan. Sebab bagian atas Bukit Peniraman terlihat sudah ada pergerakan menuju ke bawah bukit. Kita khawatir jika curah hujan semakin deras, maka longsor akan meluas dan berdampak buruk terhadap pemukiman masyarakat yang ada di kaki bukit,” tegasnya.
Kompol Sunaryo mengatakan, jajarannya telah berkoordinasi dengan Muspika Kecamatan Sungai Pinyuh dan BPBD Mempawah untuk melakukan langkah penanggulangan dan mengantisipasi terjadinya longsor yang lebih besar. “Saya imbau masyarakat yang bermukim di bawah bukit agar meningkatkan kewaspadaan. Terutama pada saat turun hujan, hendaknya masyarakat meninggalkan rumah dan mencari tempat yang aman. Pastikan pula barang-barang berharga di dalam rumah telah dievakuasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” berpesan.
Plt BPBD Mempawah, Asfahani Arshad mengatakan, sejak mendapatkan informasi awal, jajarannya telah siaga di daerah longsor. Menyisir dan mengamankan langsung wilayah tersebut. “Pada awal mendapatkan informasi, tim kita telah terjun ke sana untuk mengamankan dan membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan,” ungkap Asfahani, kemarin.
Dia mengaku, petugas BPBD hingga saat ini masih bersiaga di wilayah terjadinya longsor. Mengamankan cakupan area yang berpotensi terkena longsor dengan harapan tidak ada timbul korban jiwa.
“Kita siagakan tim selama 24 jam secara bergantian untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti tanah longsor ini,” ungkapnya.
Asfahani berharap, masyarakat setempat menjauhi wilayah longsor hingga radius aman dari jangkauan bencana. Dia khawatir longsor dapat terjadi kapan pun, terutama saat hujan. “Kita berharap masyarakat selalu waspada dan menghindari wilayah tersebut, karena masih berpotensi adanya longsor susulan,” tegas Asfahani.
Laporan: Ary Sandi
Editor: Hamka Saptono