Budaya Melayu-Dayak Sambut Mayjen Andika

Pangdam Tanjungpura XII, Mayjen TNI Andika Perkasa bersiap-siap memotong umpang pada acara penyambutannya di Lanud Supadio, Selasa (1/6). MARSELINA EVY

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Lanud Supadio Pontianak terlihat hijau, Rabu (1/6). Para perwira dan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang menunggu kedatangan Panglima Kodam (Pangdam) Tanjungpura XII yang baru, Mayjen TNI Andika Perkasa.

Pukul 11.40 sesuai jadwal, bus Angkasapura tiba di depan gedung TNI AU. Mayjen Andika Perkasa keluar dari bus, didampingi istrinya.

Kedatangan Andika disambut upacara khas bernuansa lokal. Adat Melayu dan Dayak mewarnai acara penyambutan.

Andika menjalani upacara tepung tawar, penyambutan adat Melayu. Andika menerima kalung bunga, kemudian memerciki sepatu Andika dan istrinya dengan tepung. Selanjutnya seluruh peserta acara memanjatkan doa bersama. Upacara tepung tawar ditutup dengan tarian. Upacara adat melayu ini diselenggarakan Sanggar Ansari.

“Upacara ini dimaksudkan untuk mengucapkan selamat datang, sekaligus semacam tolak bala agar pekerjaan Pangdam yang baru dapat berjalan dengan lancar dan baik,” kata Anti, koordinator tim Sanggar Ansari.

Kemeriahan penyambutan Pangdam juga disajikan dengan nuansa adat Dayak. Sanggar Tamingo pimpinan Kristianus Mara menjadi pelaksana upacara. Acara penyambutan ini dimulai dengan prosesi pemotongan umpang. Kemudian petugas menyuguhkan minuman selamat datang. Andika juga melakukan prosesi menginjak telur dan beras kuning.

“Kali ini untuk basampank menggunakan adat Kanayant, musik dan tari dari Sanggau,” kata Anton, koordinator tim.

Acara penyambutan di Lanud ditutup dengan Andika menyalami staf dan tamu serta undangan yang hadir.

Upacara lepas sambut berlanjut di Makodam Tanjungpura XII Jalan Alianyang. Di depan gerbang, perwira-perwira Kodam sudah menanti.

Andika memasuki halaman Makodam, menerima laporan prajurit jaga. Kali ini prosesi penyambutan kembali bernuansa Dayak. Tarian etnis Dayak dari Sanggar Borneo Tarigas besutan Gabriel Iil menjadi pengisi acara.

“Tarian ini bernuansa perang, karena yang disambut seorang panglima,” kata Ninis, selaku koordinator tim tari.

Sayang sekali, karena acara yang padat, Andika belum dapat diwawancarai wartawan. (epy)