Budaya Dayak Raih Juara II Dunia

Parameshadila, Peneliti Muda Internasional

BERPRESTASI. Parameshadila Zafirah Sandra Gunawan (jas hitam) dan timnya bersama Kepala Disdik Kalteng H Slamet Winaryo. Disdik for Kalteng POs

Namanya cukup panjang. Begitu juga langkahnya. Masih belia, ia sudah bisa berprestasi dan juara dunia. Meneliti pernikahan 50 pengantin Dayak Ngaju. Parameshadila Zafirah Sandra Gunawan juara di ajang International Conference of Young Scientists Social Science.

JAMIL JANUANSYAH, Palangka Raya

eQuator.co.id – MEMBANGGAKAN. Itulah kata yang pantas disematkan bagi Parameshadila Zafirah Sandra Gunawan. Tak disangka, dari sekian banyak sekolah dan jutaan siswa-siswi di Bumi Tambun Bungai, semakin semerbak mewangi dibuat Zafirah.

Siswi kelas XII SMA BCU School Palangka Raya yang akrap disapa Fira ini menebar prestasi luar biasa. Di Eropa. Jauh dari pandangan mata. Fira mengukir prestasi. Ia meraih juara II di ajang prestisius, International Conference of Young Scientists Social Science.

Dikalungkan medali perak di lehernya. Di Beograd, Serbia, Eropa, Fira bersama kelompoknya yang berjumlah 3 orang, membuat Indonesia bangga. Yang lebih membanggakan lagi, ia mengangkat khazanah budaya lokal Kalteng, tentang Dayak Ngaju.

Penelitian yang berjudul The Influence of Motivation Towards Perception of Dayak Ngaju Couples Towards Its’ Traditional Wedding: A Case Study at Dayak Ngaju Tribe in Palangkaraya ini benar-benar membuktikan, Fira memang peneliti muda. Bukan hanya karena prestasi dinobatkan sebagai juara II, melainkan juga tentang Dayak Ngaju yang dijadikannya penelitian.

“Senang bisa meraihnya. Apalagi yang Fira angkat itu kan tentang Dayak Ngaju. Dari dulu, memang sangat senang dengan budaya yang ada di Kalteng,” ujarnya saat diwawancarai Kalteng Pos, Kamis (6/9).

Gadis 16 tahun itu tak kuasa menahan senyum semringah saat diberi ucapan selamat oleh Kadisdik Kalteng H Slamet Winaryo. Ia juga dengan bangga mengenakan medali perak itu. Bagi Fira, perlombaan ini, bukan hanya tentang juara. Namun, tentang caranya menghargai dan mencintai adat, istiadat dan budaya di Bumi Pancasila.

“Ini yang pertama ke luar negeri. Dan, langsung dapat juara. Senang,” ungkap anak dari pasangan AKBP Indera Gunawan, yang sekarang bertugas sebagai Kapolres Kupang, dengan Agussari Dewi Handayani ini.

Berprestasi tak membuatnya jumawa. Tak lupa, ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada guru, pemerintah, dan sahabatnya. Bagi Fira, hasil yang didapat merupakan modal baginya untuk menapaki karirnya kelak. “Saya ingin kuliah di Universitas Indonesia,” jawabnya.

Tak hanya bagi Fira, prestasi ini juga membanggakan bagi Kepala Sekolah BCU School Palangka Raya Gunarjo S Budi, dan juga guru pembimbing Fira, Nur Chasanah. “Kami bangga, dan senang, siswi kami mengharumkan nama Indonesia dan Kalteng,” ujar doktor Gunarjo.

Begitu pun yang disampaikan Nur, selama berkutat melatih, membina dan mendidik Fira, ia tak menyangka, anak didiknya ini akan mengukir prestasi yang membanggakan.

“Penelitian menjadi mata pelajaran ekstrakurikuler. Fira ikut di ekskurikuler itu. Orangnya memang suka meneliti. Bahkan, penelitian itu dilakukannya sendiri. Sudah melebihi penelitian S1,” ungkapnya.

Prestasi yang diukir Fira ini bukanlah instan. Demikian yang dijelaskan secara panjang lebar oleh Nur. Selama 1 tahun, Fira meneliti pernikahan adat Dayak Ngaju. Selama setahun, Fira selayaknya seorang sarjana. Anak muda 16 tahun itu mewawancarai 50 pasangan suami istri yang melaksanakan pernikahan adat Dayak. “Dia sangat mencintai tentang penelitian dan juga Dayak. Dia berhasil,” pungkasnya.

Rasa bahagia itu, juga tak mampu disembunyikan Kepala Dinas Pendidikan Kalteng H Slamet Winaryo. Sebagai pria yang didaulat Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Slamet pantas berbangga. Dukungan dari gubernur melalui dirinya, dukungan dari pemerintah yang diberikan ke Fira, dibayar tuntas dengan prestasi itu.

“Atas nama pak gubernur, Pemprov Kalteng, kami mengucapkan selamat bagi anak kami Fira,” ungkapnya, kemarin.

Ini menjadi bukti kalau Kalteng juga mempunyai kualitas SDM yang mumpuni. Telah banyak prestasi yang diukir anak muda Bumi Tambun Bungai.

“Siswa-siswi kita di Kalteng ini, semua pintar. Tinggal bagaimana kemampuan dan semangat para tenaga pendidik untuk mendidik, serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memang diperlukan mereka,” bebernya.

Menurut Slamet, pihaknya juga akan berupaya semaksimal mungkin, agar pendidikan di Kalteng bisa lebih maju. Sebagaimana keinginan gubernur, pendidikan merupakan prioritas pembangunan. Bahkan, ujian kelulusan SMA/SMK lalu, Kalteng berhasil 100 persen UNBK. Anggaran pendidikan pun lebih dari 20 persen dari APBD Kalteng.

“Kuncinya, asal semua peduli. Saya yakin, Kalteng akan semakin lebih maju, mandiri sebagaimana yang diinginkan pak gubernur,” pungkasnya. (*/Kalteng Pos)