eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Per Juni 2018, total kepesertaan Badan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebesar 63,77 persen. Jika melihat dari taget yang ingin dicapai sebesar 1,8 juta peserta, maka masih ada 2 juta yang harus dipenuhi cakupannya.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pontianak, Ansharuddin memaparkan, sejauh ini kepesertaan BPJS Kesehatan masih terbilang belum cukup baik. “Kalau kepesertaan melalui badan usaha rata-rata hampir semuanya sudah menjadi peserta, namun memang masih ada yang belum, utamanya badan usaha yang kecil-kecil,” terangnya saat kegiatan Media Gathering dalam rangka HUT BPJS Kesehatan ke 50 bertajuk ‘Gotong Royong untuk Indonesia’ yang digelar di Botani, Senin (16/7).
Namun beda dengan peserta mandiri. Masih belum sepenuhnya tercakup. “Padahal potensi besarnya ada pada peserta ini,” ujarnya.
Masih minimnya jumlah kepesertaan ini akibat adanya beberapa kendala. Utamanya kepesertaan warga pedesaan. Lantaran pihak BPJS Kesehatan kesulitan menjangkaunya. Namun untuk kawasan perkotaan, pihaknya sudah menyediakan mobile custumer service di kelurahan. “Ini dilakukan agar lebih dekat dengan masyarakat dan mempermudah masyarakat untuk mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan,” tukasnya.
Terkait peserta bagi aparat desa, kata dia, sejauh ini mulai berkembang. Ini dapat dilihat sudah ada empat kabupaten aparat desanya yang sudah berkomitmen untuk menjadi peserta.
“Memang masih belum semua aparat desa yang berkomitmen, hal ini juga disebabkan terkendala di keuangan,” ujarnya.
“Terlebih bagi mereka yang mendaftar juga harus berhubungan dengan aplikasi, sehingga ini juga jadi persoalan. Namun ini akan terus kita upayakan terus menerus dan secara bertahap,” timpal Ansharuddin.
Namun demikian, Ansharuddin untuk pencapaian target kepesertaan pihaknya optimis yakin tercapai. “Sebab ini masih di semester satu, dan kita optimis di semester dua target yang ingin dicapai bisa terpenuhi,” demikian Ansharuddin. (nov)