Bisnis Kecantikan Bakal Jadi Primadona Ekonomi Digital

Kosmetik Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Perkembangan digital berhasil mendorong pertumbuhan bisnis baru, serta membuka peluang ide-ide yang mulanya dianggap remeh, menjadi sesuatu yang memiliki skala ekonomi tinggi. Membaiknya daya beli masyarakat juga menjadi kunci perkembangan bisnis ini. Contohnya, ialah kecantikan.

Sebagaimana diketahui, saat ini banyak berkembang perusahaan produk kecantikan, baik produsen maupun penjualnya. Usaha rintisan (start-up) yang berfokus pada lini produk kecantikan pun semakin menjamur.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara melihat, Indonesia merupakan pasar potensial bagi pertumbuhan bisnis kecantikan. Dia menuturkan, sebagian besar masyarakat Indonesia adalah wanita yang memiliki perhatian terhadap kecantikan, sekecil apapun.

Tak hanya merawat diri di rumah, kini banyak wanita Indonesia yang rutin pergi ke salon. Sebagian dari mereka melakukan hal itu untuk menunjang penampilan.

“Saya percaya beauty-tech akan menjadi salah satu primadona dalam konteks ekonomi digital Indonesia. Meng-address triliunan rupiah pasar kecantikan di Indonesia,” kata Rudiantara baru-baru ini di Jakarta.

Lebih lanjut, Rudiantara menyebut, saat ini makin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan dananya pada bisnis kecantikan di Indonesia, termasuk lewat start-up kecantikan. Ia pun yakin ekosistem investasi yang kondusif dapat mendorong semakin besarnya ekonomi digital di Indonesia.

“Saya yakin pasar ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh dengan cepat lagi. Dan tahun depan (2020) diharapkan sudah mencapai 11 persen GDP absolut Indonesia,” ucap Rudiantara.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, sepanjang 2018 PDB Indonesia mencapai Rp 14.837,4 triliun. Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memroyeksikan pertumbuhan ekonomi 2019 di level 5,08 persen.

Dengan asumsi target pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,3 persen, maka PDB tahun depan diperkirakan mencapai Rp 16.416 triliun. Artinya, dengan asumsi tersebut di atas, maka transaksi ekonomi digital pada 2020 diperkirakan mencapai Rp 1.805 triliun.

Salah satu e-commerce yang tumbuh cukup pesat dalam lima tahun terakhir adalah Sociolla, satu dari tiga unit bisnis Social Bella. Tercatat lebih dari 20,2 juta pengunjung yang telah bergabung dengan platform Social Bella sejak 2018, baikmelalui website Sociolla, platform SOCO, maupun Beauty Journal.

Co-Founder dan CEO Social Bella John Rasjid mengatakan, sejak kemunculannya pada 2015, mereka datang kepada para calon investor dengan ide yang sangat jelas. Sektor kecantikan adalah satu potensi yang sangat bisa dikembangkan di Indonesia.

Perusahaan ini membangun ekosistem yang saling menyatu antara offline dan online, dari e-commerce, media, hingga store. Namun, bukan hanya strategi ini yang membuat mereka tumbuh.

Co-Founder dan Presiden Social Bella Christopher Madiam menuturkan, mereka selalu berusaha menawarkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan wanita di Indonesia. “Apa yang kami bangun selama ini selalu berusaha relevan dengan yang dibutuhkan customer kami. Dengan begitu kami akan mendapatkan growth yang lebih lagi,” katanya.

Pertumbuhan bisnis kecantikan yang sangat besar di Indonesia tak pernah terprediksi sebelumnya oleh Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, angel investor Social Bella sejak 2015. Dari kacamata investor, Willson mengakui, pada dasarnya tidak ada satu investorpun tahu dengan jelas sebuah start-up akan bergerak ke mana.

Namun, jika start-up tadi datang dengan ide-ide yang jelas prospeknya, maka investorpun akan yakin dan mau mendanai. “Cerita ini akan kita temui di semua start-up di Indonesia,” katanya.

“Dulu-dulu tidak akan ada orang percaya bahwa Indonesia bakal memiliki digital ekonomi sebesar ini. Tapi kalau kita percaya bisa, kita kerjain bersama, kita pasti bisa,” ucapnya.

Selain Sociolla, banyak e-commerce yang juga mengkhususkan diri untuk menyediakan produk-produk kecantikan, mulai dari kosmetik hingga pakaian. Beberapa di antaranya yakni, Kay Collection, BerryBenka, Zalora, dan masih banyak lagi. (Jawa Pos/JPG)