Shaffiyah Cantika Kamia dan Casey Tricia tidak hanya mengharumkan nama Kota Pontianak, tapi Indonesia. Di ajang sains internasional, kedua siswi SMP Negeri 1 Pontianak ini berhasil meraih perunggu.
Fikri Akbar, Pontianak
eQuator.co.id – Ajang yang diikuti Shaffiyah Cantika Kamia dan Casey Tricia, yaitu ASEAN+3 Center for the Gifted in Science (ACGS) Student Camp and Teacher Workshop di Beijing, China, 15-21 Januari 2017. Torehan prestasi ini menjadi yang tertinggi untuk sekolahnya di ajang internasional. Prestasi ini tidak lepas dari dukungan berbagi pihak. Baik Dinas Pendidikan dan Pemerintah Kota Pontianak.
“Wali Kota Pontianak, Sutarmidji pendanaan kami dibantu, terus terang sangat luar biasa. Berkat dukungan ini membuahkan hasil,” kata Kepala SMPN 1 Pontianak Yuyun Yuniarti, Jumat (3/2).
Memang tidak mudah memperoleh prestasi gemilang di ajang internasional tersebut jika sebelumnya melakukan persiapan yang maksimal. Sejak hari pertama perlombaan, para peserta sudah dibagi sesuai kelas masing-masing untuk mendapatkan materi dari para instruktur. Sedikit kendala, ternyata ada salah seorang instruktur tidak bisa berbahasa Inggris.
“Salah satu instruktur bahkan tidak bisa bahasa Inggris. Jadi cuma pakai bahasa Mandarin, lalu diterjemahkan di papan tulis,” ungkapnya.
Salah satu materi yang diberikan bagaimana cara merakit robot. Barulah, semua peserta diminta langsung merancang dan merakit sendiri.
“Sejak awal, para peserta sudah langsung dinilai oleh juri. Tidak hanya diminta membikin robot,” jelasnya.
Sama seperti peserta dari negara lain, Shaffiyah Cantika Kamia dan Casey Tricia juga disuruh membuat poster yang kemudian dipamerkan bersama dengan robot hasil kreasi mereka. Robot dan poster tersebut dipajang di stan masing-masing peserta.
Dihadapan dewan juri, peserta mempresentasikan selama tiga menit menggunakan bahasa Inggris.
“Alhamdulillah ternyata berhasil mendapat perunggu,” ujarnya bangga.
Diceritakan Yuyun, SMPN 1 Pontianak sebelumnya juga pernah mengikuti kompetisi roket air internasional di Filipina. Waktu itu, sekolahnya hanya mampu masuk 10 besar.
“Jadi, bagi SMPN 1 Pontianak ini merupakan penghargaan yang pertama. Waktu di Filipina kita tidak dapat juara hanya masuk 10 besar,” ungkapnya.
Shaffiyah Cantika Kamia dan Casey Tricia, bukan satu-satunya pelajar yang mewakili Indonesia di ajang sama. Ada pula siswa asal Semarang. Sama seperti Pontianak, pelajar Semarang juga menyabet perunggu.
“Mereka pun berhasil menyabet perunggu di kelas soccer robot,” pungkas Yuyun.
ACGS Student Camp and Teacher Workshop merupakan kegiatan workshop guru dan siswa dari negara-negara Asia Pasifik dalam bidang sains. Workshop ini juga sebagai wahana bertukar ide dan gagasan di kalangan pelajar dari negara-negara anggota ACGS yang memiliki bakat dan kemampuan di bidang sains. (*)