eQuator.co.id – Pontianak-RK. Terhitung hari ini (24/6) hingga Selasa (26/6), masa tenang Pilkada serentak dimulai. Semua pihak menginginkan masa tenang ini sesuai namanya.
Sabtu (23/6), tokoh-tokoh lintas agama menyampaikan sikap dan pandangannya. Mereka meminta umat masing-masing mewujudkan Pilkada Kalbar yang aman dan damai. Dengan tidak memprovokasi satu sama lain.
Dikatakan Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kalbar, Pandita Rolink Kurniadi Darmara, semua warga kalbar bersaudara. “Jangan sampai karena Pilkada merusak sendi-sendi kehidupan, karena selama ini hubungan antarumat telah berjalan dengan baik, damai, dan alamiah,” paparnya di Sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalbar, Jl. Dr. Sutomo, Pontianak.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat Kalbar, khususnya umat Buddha, untuk berpartisipasi aktif. Menyukseskan pesta demokrasi di Kalbar. Demi menuju kelanjutan pembangunan. Dengan cara menggunakan hak pilih masing-masing.
“Kami berharap pemilih, khususnya umat Buddha, memilih pemimpin yang dinilai mampu membawa kesejahteraan, kemakmuran, dan kebesaran bangsa ini, jangan memilih berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan,” pinta Pandita Rolink.
Memilih, dengan memperhatikan agama dan suku, ia mengatakan, adalah cara yang tidak profesional. “Karena mereka yang terpilih itu adalah pemimpin kita semua, bukan pemimpin suku dan lainnya,” terangnya.
Ia juga berharap, Pilkada Kalbar ini lancar, berkualitas, dan berintegritas. “Serta tidak menimbulkan pertikaian, konflik, dan perpecahan di dalam masyarakat hanya karena Pilkada yang lima tahun sekali,” tegas Pandita Rolink.
Disambung Sekretaris Umum Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Kalbar, Filemon Adi Sukardi. Ia meminta umat Kristen Kalbar berdoa supaya Pilkada dapat berjalan baik. Pun mengimbau seluruh umat Kristen Kalbar menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Kalbar serta Pilkada lima kabupaten/kota.
“Hal tersebut merupakan perintah negara, dan sebagai warga negara yang baik maka kewajiban kita menggunakan hak pilih,” tegasnya. Mengenai siapa yang dipilih, lanjutnya, adalah hak masing-masing warga negara.
Bagi para pendeta, penginjil, dan tokoh agama di daerah, Filemon mengimbau agar dapat memberikan pernyataan yang menyejukkan. Tidak terpancing dengan berita-berita hoax.
“Mari kita mendoakan para kontestan yang berlaga di Pilkada serentak 2018 tetap diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga Pilkada dapat berjalan baik, dan Kalbar menjadi tempat yang nyaman untuk kita tinggali, karena kita semua anak bangsa bersaudara,” tutupnya.
Ditambahkan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalbar, Dr. Zulkifli, dirinya dan para pemuka agama lainnya telah sepakat untuk mewujudkan Pilkada Kalbar yang jujur, adil, dan damai. Demokrasi, ia mengatakan, adalah sebuah pesta rakyat. Oleh karenanya harus disikapi dengan senang dan penuh suka cita. Dan tanpa paksaan dari siapa pun.
“Kalau pesta, ya senang-senang, jangan ada yang bersedih, intimidasi dan menakuti,” tuturnya.
Sudah seharusnya, lanjut Zulkifli, kearifan suku, budaya dan nilai-nilai agama dijadikan sebagai sumber etika politik. Yang santun dan bermartabat.
“Bukan sebaliknya menjadikan agama, suku, dan lainnya sebagai sumber konflik,” pintanya.
Untuk itu, ia meminta seluruh masyarakat, para calon, dan pendukungnya, yang mengikuti kontestasi ini siap menang dan kalah. Jika ada indikasi pelanggaran aturan, semestinya menempuh jalur hukum.
“Pemimpin yang baik adalah yang mampu membawa kesejahteraan, kedamaian, kebahagiaan bagi seluruh warga Kalimantan Barat,” tandas Zulkifli.
Masih di Sekretariat FKUB, Ketua Barikada Darma Indonesia Kalbar, yang juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalbar, Pandita Putu Dupa Bandem, pun menginstruksikan umat Hindu turut serta menjaga stabilitas. Tidak terprovokasi isu-isu menyesatkan, yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat Kalbar.
“Mari bersama-sama kita sukseskan Pemilukada ini, yang merupakan pesta demokrasi lima tahunan,” ajaknya.
Lanjut dia, untuk menciptakan Pilkada aman, tertib, lancar, jujur, haruslah tidak ada permasalahan yang berarti. Yang dapat mengganggu keamanan, ketertiban, dan stabilitas Kalbar.
Permintaan agar umatnya mendoakan kesuksesan Pilkada Kalbar juga datang dari Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Kalbar, Drs. Ignasius Lyong. “Semoga bisa berjalan dengan lancar, aman, damai, dan sesuai dengan aturan atau ketentuan yang berlaku,” tuturnya.
Kemudian, lanjut dia, siapapun yang menjadi gubernur harus diterima dengan lapang dada. “Yang penting nantinya, yang duduk kita harapkan adalah pemimpin yang bijaksana, adil dan mampu mengayomi semua agama yang ada di Republik ini,” ungkap Lyong.
Sependapat, Ketua Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia (Matakin) Kalbar, Sutadi. Pilkada Kalbar, ia mengatakan, tujuannya untuk memilih pemimpin. Tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.
“Jadi himbauan kita ini tidak hanya kepada pemilih, karena pemilih ini sangat tergantung pada calonnya, untuk dapat menjaga kondusivitas” terangnya.
Ia mengingatkan para pasangan calon tidak menggunakan berbagai cara yang dapat menimbulkan keributan di masyarakat hanya untuk mencapai sebuah kedudukan. Sebab, tugas seorang pemimpin salah satunya adalah mendamaikan masyarakat.
“Jangan berebut kekuasaan dengan cara-cara yang tidak baik, tujuan kita mencari pemimpin itu kan selalu untuk mengkampanyekan kedamaian dan kesejahteraan,” papar Sutadi.
Siapapun yang menang nanti, ia mengimbau, untuk tidak sombong. Karena pada dasarnya kesombongan itu akan mendatangkan kerugian. Sedangkan kerendahan hati akan mendatangkan keberkahan.
“Dan, bagi yang merasa kalah atau belum bernasib baik, jangan larut dalam kesedihan yang berlebihan, terima apapun yang terjadi, siapapun yang terpilih itulah pemimpin kita, selesai Pilkada kita kembali bekerja sama mendukung siapapun yang terpilih,” pintanya.
Seetelah menyampaikan pandangan masing-masing, para tokoh kemudian sepakat bahwa Pilkada Kalbar harus berjalan aman, damai, dan berintegritas. Kesepakatan itu diwakilkan dalam pernyataan sikap FKUB Kalbar. Yang dibacakan oleh Ketua FKUB Kalbar, Ismail Ruslan.
Laporan: Andi Ridwansyah
Editor: Mohamad iQbaL