eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Perkembangan Teknologi Informasi (TI), tentu mempermudah masyarakat memperoleh informasi di bidang apapun. Hanya saja pemanfaatannya banyak disalahgunakan dengan menebar kebencian, bohong dan lain sejenisnya yang hanya merusak hubungan antarsesama.
Melihat persoalan ini kerapkali muncul terutama di Media Sosial yang penyebaranya begitu cepat H Mad Nawir, Anggota DPRD Kalbar meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati serta membentengi diri agar tidak mudah terprovokasi. “Kita harus berfikir positif. Karena kalau hanya memikirkan keributan, kapan kita maju,” ujarnya, Minggu (23/6).
Ia menjelaskan, sejauh ini banyak kasus yang ditangani kepolisian bermula di media sosial yang berujung pada tindakan hukum. Agar peroslan ini tidak terus terjadi, dirinya berharap agar pengguna media sosial mampu menyaring iformasi yang diterima.
“Tenang dan menyaring setiap informasi yang diterima agar tidak menjadi korban provokasi yang berujung pada penindakan hukum,” katanya.
Menurutnya jika masyarakat terus berfikir hal yang hanya dapat merugikan dirinya bahkan banyak pihak, tentu dampak buruk sangat dirasakan secara luas. Pasalnya informasi yang tidak benar tersebut juga bisa merusak orang lain yang menerimanya. “Apapun bentuknya dan sifatnya adu domba, tentu tidak ada yang diuntungkan,” tegasnya.
Bahkan, tambah dia, pihak-pihak yang bertikai tersebut menurut dia sama-sama tidak ada yang diuntungkan bahkan ironisnya lagi dikatakan Mad Nawir ini juga bisa berdampak pada irang lain. “Tidak ada gunanya mengadu domba, apalagi sesama tetangga dan ini bahkan berakibat fatal dalam hubungan,” tuturnya.
Mad Nawir menyebut bahwa dengan kemudahan pola komunikasi di sosial media seperti saat ini, tindakan mengadu domba semakin mudah dan sering dilakukan. Berbagai isu dan fitnah bisa tersebar dengan gampang. Tujuannya agar sesama manusia saling bermusuhan.
“Jangan mengadu domba sesama tetangga. Dan jangan mendengarkan berita hoax. Sebaliknya seharusnya manusia wajib melakukan silaturahim dalam menjalin hubungannya,” tutupnya.
Reporter: Gusnadi
Redaktur: Andry Soe