eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi tumbuhnya bibit siklon tropis di Laut Banda dengan kode 93S. Siklon tropis ini berpotensi membawa curah hujan dan cuaca ekstrem untuk sebagian besar Indonesia timur, beberapa hari kedepan.
Bibit siklon tropis dengan kode 93S pertama kalai terdeteksi oleh BMKG pada Selasa (7/5). Bibit siklon terpantau berpusat di Laut Banda sebelah selatan Maluku. Dari hasil pantauan BMKG, diketahui bibit siklon tropis tersebut memiliki kecepatan angin maksimum di pusatnya mencapai 25 knot dengan tekanan minimum hingga 1006 hektopaskal (hPa).
Bibit siklon diperkirakan akan menguat dan tumbuh dewasa pada waktu 24 hingga 48 jam. Pergerakannya mengarah ke Selatan-Barat Daya (menjauhi wilayah Indonesia). “Sampai saat ini masih belum kami beri nama. Hanya kode saja karena masih dalam bentuk bibit. BMKG masih terus memantau potensi apakan bibit ini akan menjadi siklon tropis,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo, Rabu (8/5).
Kemarin, bibit siklon tropis siklon tropis dengan kode 93 S dalam 12 jam terakhir semakin menguat dan berpotensi menjadi Siklon Tropis dalam waktu beberapa jam. Kecepatan angin maksimum di pusat bibit badai mencapai 30 knot dengan tekanan minimum hingga 1000 hPa. Prabowo mengungkapkan, bibit siklon bergerak ke Selatan-Barat Daya mendekati wilayah Timor Leste.
Prabowo mengatakan, bibit siklon Tropis 93S diperkirakan akan mengakibatkan kondisi cuaca buruk di beberapa wilayah di Indonesia Timur dan Timor leste. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpeluang terjadi di wilayah NTT bagian Timur, Maluku bagian Selatan, serta Timor Leste.
Wilayah NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku juga berpeluang diwarnai hembusan angin dengan kecepatan diatas 25 knot atau 48 km/jam.
Bibit badai ini juga akan membawa gelombang dengan ketinggian 1.25 hingga 2.50 meter di Laut Banda bagian utara, Perairan Kepulauan Kei hingga Aru, serta Laut Arafuru bagian timur. Gelombang dengan ketinggian 2.50 – 4.0 m berpeluang terjadi di di Laut Banda bagian selatan.
Selain itu, gelombang dengan ketinggian ekstrim 4.0 – 6.0 meter berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Sermata, Leti, Kepulauan Babar, Tanimbar, hingga Laut Timor.
Prabowo mengungkapkan bahwa perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang serta potensi gangguan transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi.
Prabowo mengatakan, ada kemungkinan transportasi laut di sekitar daerah terdampak bibit badai diperkirakan akan terganggu, sehingga masyarakat dihimbau untuk berhati hati. ”BMKG terus memantau perkembangan bibit siklon tropis ini setiap saat melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta,” katanya.(Jawapos/JPG)