BI Prediksi Perekonomian Kalbar Tahun Ini Tumbuh

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pada akhir triwulan I 2019, posisi DPK perbankan Kalimantan Barat tumbuh 7,96 persen (yoy) dengan total nominal sebesar Rp56,63 triliun, dibandingkan dengan posisi DPK pada akhir triwulan IV 2018 yang sebesar Rp55,26 triliun.

“Posisi kredit berdasarkan lokasi di Kalbar pada akhir triwulan I 2018 tumbuh 5,91 persen (yoy) dengan posisi baki debet sebesar Rp75,56 triliun,” ujar Kepala KPw BI Kalbar, Prijono, kemarin.

Ia menjelaskan, kualitas kredit sedikit menurun, tercermin dari meningkatnya rasio NPL yaitu dari 1,57 persen pada akhir triwulan IV 2018 menjadi 1,62 persen pada akhir triwulan I 2019. Sepanjang triwulan I 2019, transaksi kliring di Kalbarmencapai Rp7,84 triliun, menurun dibandingkan dengan jumlah transaksi pada triwulan sebelumnya yang mencapai Rp9,20 triliun.

“Sama halnya dengan nilai transaksi RTGS yang turun menjadi Rp30,13 triliun dari Rp44,08 triliun pada triwulan IV 2018. KPw BI Kalbar mengalami net inflow sebesar Rp1,88 triliun di triwulan I 2019, dengan jumlah uang yang masuk (inflow) mencapai Rp3,45 triliun,” paparnya.

Sebagaimana pola historisnya, kebutuhan uang tunai di triwulan I 2019 cenderung menurun seiring dengan berlalunya perayaan HBKN dan liburan akhir tahun.

Disamping itu, Prijono memaparkan terkait kondisi  ketenagakerjaan terkini Kalbar pada Februari 2018 yang relatif membaik. Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalbar,  pada Februari 2019 sebesar 4,14 persen atau turun dibandingkan dengan Agustus 2018 sebesar 4,15 persen.

“Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) di akhir triwulan I 2019 tercatat 92,82 atau kembali menurun dibandingkan dengan akhir triwulan IV 2018 (94,66 pada Desember 2018),” terangnya.

Terkait kondisi perekonomian di Kalbar, Prijono mengungkapkan di tahun 2019 diprakirakan tumbuh pada rentang 4,9-5,3 persen (yoy), didorong oleh meningkatnya kinerja konsumsi dan investasi. Pada sisi lapangan usaha (LU).

“Pertumbuhan perekonomian di Kalbar tahun 2019 diprakirakan ditopang oleh membaiknya kinerja LU industri pengolahan dan konstruksi. Sementara itu, secara keseluruhan inflasi 2019 diperkirakan masih berada dalam rentang target inflasi nasional, 3,5+1 persen (yoy),” pungkasnya. (ova)