eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pertumbuhan ekonomi Kalbar 5,71 persen pada Triwulan III 2016 mampu melampaui nasional yang hanya 5,02 persen di periode sama. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan perlu kehati-hatian dalam menyikapi pertumbuhan tinggi tersebut.
“Pertumbuhan yang tinggi ini sudah kami prediksi, karena pada triwulan III ini smelter alumina di Ketapang mulai menggeliat. Faktor pendorongnya didominasi oleh ekspor terutama alumina tersebut. Tetapi yang kita inginkan bukan pertumbuhan yang tinggi, tetapi kualitas pertumbuhan yang baik dan merata,” terangnya, Rabu (9/11).
Menurutnya, pertumbuhan yang baik harus dirasakan langsung oleh masyarakat. Sementara pada sektor alumina tersebut, hanya terpusat di kawasan tertentu. Selain itu dia juga menyinggung masih kurang banyaknya penyerapan tenaga kerja lokal di smelte alumina itu. Pasalnya, banyak karyawan smelter alumina adalah orang asing.
“Kita tentu berharap banyak lapangan pekerjaan untuk orang lokal dan WNI dari investasi di sektor tersebut,” katanya.
Sementara itu, sektor-sektor usaha yang banyak melibatkan masyarakat Kalbar seperti kepala sawit dan karet belum juga bangkit. Dwi menyebut sepanjang tahun ini, kinerja sektor perkebunan Kalbar mengalami permasalahan, akibat belum membaiknya harga komoditas dunia.
Namun Dwi optimis pada triwulan IV ini, pertumbuhan ekonomi Kalbar akan tetap berada di atas 5 persen.
“Saya kira akan di atas 5 persen juga. Ini karena alumina sudah berjalan yang membuat ekspor membaik. Selain itu (secara siklus) biaya belanja pemerintah banyak dilakukan pada triwulan IV,” tuturnya.
Secara rinci, pertumbuhan ekonomi Kalbar memang ditopang oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh 28,54 persen, akibat smelter alumina yang mulai beroperasi. Selain itu disusul konstruksi 8,04 persen dan Jasa Pendidikan 7,24 persen. Sedangkan dari sisi Pengeluaran Iebih disebabkan meningkatnya ekspor 13,40 persen dan pembentukan modal tetap bruto 10,61 persen.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini juga disebabkan meningkatnya sisi produksi. Pertumbuhan didorong seluruh lapangan usaha, di mana pertumbuhan tertinggi dicapai pengadaan listrik dan gas sebesar 38,68 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai komponen ekspor yang tumbuh 20,21 persen.
Dwi menyebut, pihaknya sudah memproyeksikan, tahun ini ekonomi Kalbar akan tumbuh 5,2 persen dibanding 2015.
“Kami sudah memproyeksikannya sejak tahun lalu. Memang alumina ini akan memberikan sumbangan untuk pertumbuhan. Tetapi kita tentu berharap pertumbuhannya lebih berkualitas dan inklusif,” demikian Dwi.
Laporan: Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi