Berusia 216 Tahun, Surau Baitannur Jadi Cagar Budaya

Kokoh Berdiri, Keasliannya Tetap Terjaga

RATUSAN TAHUN. Surau Baitannur yang berada di Jalan Tritura Kelurahan Dalam Bugis, meski berusia 216 tahun masih tampak kokoh, Minggu (20/5). Maulidi Murni-RK
RATUSAN TAHUN. Surau Baitannur yang berada di Jalan Tritura Kelurahan Dalam Bugis, meski berusia 216 tahun masih tampak kokoh, Minggu (20/5). Maulidi Murni-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Surau Baitannur yang berada di Jalan Tritura Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur ini usianya 216 tahun. Kendati begitu, surau ini masih tetap kokoh dan terawat.

Surau Baitannur yang didirikan oleh Nahkoda Ahmad pada 1216 H/1802 M ini masuk salah satu cagar budaya Kota Pontianak. Seluruh bangunan surau berbahan kayu. Mulai dari dinding, lantai, dek dan beratapkan sirap.

Tinggi lantai dari tanah sekitar dua meter. Terasnya juga dari kayu. Suasana tempo dulu masih terasa jika masuk ke dalam surau ini.

Penasehat Surau Baitannur Muhammad Bin Ismail mengatakan, tidak ada perubahan dari bentuk aslinya. Semuanya di pertahankan, kecuali pengecatan. “Ini surau yang tertua. Berdasarkan informasi dari nenek datok kite dibuat oleh seorang Nachoda Ahmad,” katanya, Minggu (20/5).

Muhammad memastikan bahan bangunan semuanya masih murni. Walaupun tidak original mungkin berupa engsel pintu maupun baut. “Tapi bahan utamanya tetap selalu dijaga,” jelasnya.

Di Surau Baitannur ini ada dua buah pintu masuk yang siap menyambut para jemaah. Di dalam bangunan disekat menjadi dua bagian. Fungsinya sebagai batas shaf antara perempuan dan laki – laki.

Tak ada perbedaan ukuran antara pintu dengan jendela. Pagar kecil saja yang menjadi tandanya. Tiga jendela berada di bagian belakang shaf perempuan. Kemudian enam ditempat jamaah laki-laki. Ditambah dengan kaca motif yang berada di atas pintu dan jendela untuk sekarang ini susah dicari. “Surau ini mampu menampung lebih dari dua ratus orang jemaah,” jelas Muhammad.

Selain bangunan, ada juga beberapa barang antik yang masih terpajang. Seperti pahatan kaligrafi dari belian dan bedug kulit sapi yang masih terawat. (lid)