eQuator.co.id – Sintang-RK. Bermain merupakan dunia anak. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain. Sehingga bermain menjadi sarana bagi orangtua dan guru untuk mengajari anak tentang banyak hal.
“Dengan mengamati mereka bermain, kita bisa melihat dan mengembangkan kreativitasnya, potensi dan bakat anak kita,” kata Aprilia Sri Kartini SPd, Kepala Taman Kanak-kanak (TK) Panca Setya Kabupaten Sintang, kemarin.
Dengan bermain, orangtua atau guru bisa mengajari anak tentang bentuk barang, melalui mainan miniatur atau replika dari plastik, belajar tentang warna. Bahkan belajar berkomunikasi, ekonomi dan sosialisasi.
Bu Nini–sapaan Aprilia Sri Kartini–menilai, sangat penting menerapkan prinsip bermain sambil belajar pada anak. Namun, banyak orangtua yang kurang memahami prinsip ini.
“Banyak orangtua menyamakan masuk TK sama dengan masuk SD. Sehingga anak harus pandai membaca, menulis dan berhitung, padahal tidak sepenuhnya demikian,” ungkap Nini.
Perempuan berkacamata ini menjelaskan, memasukkan anak ke TK itu supaya mereka bisa bermain sambil belajar. Pada dasarnya permainan bagi anak terdiri atas dua kelompok. “Ada permainan indoor dan outdoor,” ungkap Bu Nini.
Permainan indoor, jelas dia, diarahkan untuk menstimulasi perkembangan kognitif anak. “Misalnya, belajar mengindetifikasi peran melalui bermain peran bersama teman-temannya,” ujar Bu Nini.
Sedangkan permainan outdoor, tambah dia, untuk mengstimulasi perkembangan motorik kasar dan halus anak, seperti bermain lempar bola dan lainnya.
Laporan: Marselina Evy
Editor: Mordiadi