Berinvestasi Gunakan Prinsip Teliti Sebelum Membeli

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Maraknya investasi bodong membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Kalbar gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Beberapa pihak digandengnya diantaranya media massa, mahasiswa dan masyarakat umum.

“Tujuan gencarnya sosialisasi dan edukasi dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap masyarakat, wartawan, dan pelaku bisnis di daerah atas isu aktual di pasar modal,” ujar Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal OJK, Gonthor R Aziz, Selasa (1/11).

Dengan sosialisasi tersebut untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam berinvestasi. Sehingga lebih cerdas memilih mana investasi yang bertanggungjawab dan bodong.

“Tujuan akhirnya juga sebagai ajakan persuasif kepada masyarakat untuk dapat menjadi investor di Pasar Modal,” pungkas Aziz.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian EPK OJK Kalbar Muhammad Fahmi menjelaskan, masyarakat diharapkan waspada terhadap tawaran menggiurkan dan tidak masuk akal.
“Jika perusahaannya tidak jelas dan tawaran keuntungan tidak jelas atau tidak logis itu perlu diwaspadai,” tuturnya.

Menurutnya, sudah banyak kasus yang harus menjadi pelajaran masyarakat. Seperti Dream For Freedom yang saat ini sudah dibubarkan lantaran investasinya tidak logis.
“Untuk berinvestasi pilih perusahaan yang bertanggungjawab dan investasinya logis saja,” cetusnya.

Ia berharap, jika masyarakat ragu terhadap suatu investasikan yang ditawarkan, Fahmi mengimbau agar menanyakannya langsung kepada OJK.

“Untuk berinvestasi gunakan prinsip teliti sebelum membeli. OJK dengan terbuka menerima pertanyaan untuk dijawab soal investasi dan lainnya,” pungkasnya.

Ia juga meminta kepada masyarakat untuk cepat menginformasikan jika menemukan investasi tidak logis. Sehingga pihaknya dapat segera meneliti investasi tersebut, serta memeriksa keabsahan izin atau legalitasnya.

“Apalagi kita di Kalbar saat ini Satgas Waspada Investasi sudah ada. Tim ini akan turun nanti memberikan rasa aman dan nyaman dalam berinvestasi,” demikian Fahmi.

 

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi