eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kalbar menjadi tuan rumah Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional ke 25. Kegiatan berpusat di Kota Pontianak pada 29 Juni 2019 ini membutuhkan perencanaan serta persiapan matang.
Plt Sekda Kalbar Syarif Kamaruzzaman menuturkan, ada beberapa catatan dan arahan Gubernur. Pertama, terkait dengan proses pembangunan titik-titik kegiatan. Yaitu di Tugu Khatulistiwa dan Alun Kapuas. “Sehingga ini perlu segera diproses untuk percepatannya,” ujarnya saat memimpin rapat persiapan STQ Nasional ke 25 di Ruang Praja 1 Kantor Gubernur, Jumat (22/2).
Selanjutnya persiapan sound system. Diharapkan menggunakan perangkat standar nasional. Tidak bersifat lokal. “Mengingat saat pelaksanaan Pesparawi lalu sound system sangat baik. Mudah-mudahan STQ ini bisa lebih baik,” harapnya.
Pembukaan STQ akan berlangsung di depan Kantor Wali Kota Pontianak. Sehingga tribun akan menggunakan halaman Denpom. Nantinya akan ada koordinasi dengan Kodam XII Tanjungpura terkait itu.
Sementara berkaitan tari pembuka kegiatan, diharapkan dilakukan dengan sebaik mungkin dan tertib. Ia menyarankan menampilkan tarian jepin. “Berikutnya, dress code atau pakaian seragam. Sudah melalui Dekranasda Provinsi. Ini akan dibahas lagi sesuai dengan tugas pokok kepanitiaan,” paparnya.
Ditemui usai memimpin rapat, Kamaruzzaman mengatakan diharapkan panitia bisa memahami tugas dan fungsi pokok yang telah diberikan Gubernur. Minimal telah ada rapat perdana. “Sehingga panitia bisa paham tugas dan fungsi mereka. Sesuai dengan apa yang telah diarahkan Gubernur,” tukasnya.
Penekanan lainnya adalah STQ ini gawai pemerintah. Dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) RI yang dipusatkan di Kalbar. Sehingga nantin akan ada porsi tugas yang dilaksanakan Kemenag RI dan Pemprov Kalbar.
“Kedua, yaitu terkait pembangunan fisik untuk mendukung kegiatan. Pembangunan mimbar, tribun, juga persiapan transportasi dan akomodasi yang menjadi tugas Pemda,” katanya.
Ketiga, memberikan pelayanan yang terbaik. Sehingga Kalbar dapat membuat kesan paling nyaman bagi peserta. Untuk itu, panitia sudah sangat siap. Karena ini merupakan event yang perlu didukung. “Ini juga dalam rangka syi’ar agama. Tidak ada kata tidak siap,” tegasnya.
Nantinya Ketua-Ketua Bidang akan melakukan pertemuan internal. Akan ada evaluasi progres yang dimintai pertanggungjawabannya. Panitia melalui Gubernur rencananya akan ekspose kesiapan Kalbar di hadapan Menteri Agama. “Ekspose sudah dipastikan Maret nanti. Tinggal kesiapan Menteri Agama saja,” tutup Kamaruzzaman.
Sementara Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Kalbar Ridwansyah mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kemenag RI. Bahkan, pihak Kemenag RI telah beberapa kali melakukan audiensi dengan Gubernur terkait STQ. Kemenag mungkin lebih fokus kepada musabaqah. Tahun ini kemungkinan akan berbeda. Karena STQ tahun ini menggunakan dua babak, yaitu penyisihan dan final. “Di sini perbedaannya,” jelasnya saat rapat.
Ada lima cabang yang akan dipertandingkan. Yaitu Tilawatil Quran dewasa dan anak-anak. Kemudian Hafiz satu juz, lima juz, sepuluh juz, dua puluh juz dan tiga puluh juz. Adapula Tafsir Alquran.
Lalu cabang musabaqah hadits. Terdiri dari golongan hafalan seratus dan lima ratus hadits. “Inilah cabang-cabang yang diperlombakan,” ungkapnya.
Berkaitan pelaksanaan kegiatan, Kemenag Kalbar telah membangun koordinasi dengan beberapa pihak. Khususnya dengan Kemenag RI. Supaya daerah bisa mempersiapkan diri, Kemenag RI juga menginginkan Kalbar melakukan presentasi. “Bahkan beberapa daerah telah datang ke Pontianak untuk melihat bagaimana persiapan nanti,” tuntas Ridwansyah.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Kalbar, Mahmudah menyampaikan, rapat kemarin merupakan yang perdana. Ia berharap setelah rapat ini sudah ada beberapa tindakan progresif.
“Terutama untuk pembangunan fisik. Hal ini tentu memerlukan waktu yang lama, sehingga harus didahulukan,” pintanya.
Bila telah mencapai beberapa kemajuan, nantinya akan bisa melaporkan hal tersebut kepada Kemenag RI. Karena wajib untuk menyampaikan ekspose di hadapan Menteri Agama. Supaya Menag bisa mengetahui seberapa siap Kalbar menggelar STQ Nasional tahun ini. “Setidaknya sudah ada kemajuan 50 persen, sehingga bisa kita ajukan,” tuturnya.
Tak hanya ekspose di hadapan Kemenag. Setelah itu, Kalbar juga wajib melakukan ekspose di hadapan seluruh Gubernur dan LPTQ se Indonesia. Mahmudah mengatakan, persiapan jelang ekspose tersebut sudah 90 persen. “Itu persiapan final,” ucapnya.
Dijelaskan dia, penting untuk melakukan persiapan. Meningat waktunya sudah tidak lama lagi. “Pembukaan STQ dijadwalkan 29 Juni 2019,” jelasnya.
Sebelum pembukaan, akan diawali dengan beberapa kegiatan. Seperti pawai ta’aruf, pelantikan dewan hakim, dan pembukaan pameran. “Itulah rangkaian kegiatan STQ Nasional tahun ini,” tuturnya.
Walau waktu semakin mepet, Mahmudah optimis masing-masing pihak dapat melaksanakan tugas dengan baik. Karena koordinasi yang baik telah dilakukan selama ini. Ia mencontohkan, Kalimantan Utara saja sukses menggelar acara yang sama.
“Dengan wilayah yang kecil, hotel yang tak terlalu banyak, bisa sukses menggelar STQ saat itu,” ujarnya.
Dipaparkan dia, ada lima provinsi yang sudah melakukan penelusuran di Kalbar terkait STQ ini. Yaitu Lampung, DI Yogyakarta, Banten, Jambi dan Aceh. Lima provinsi ini berkoordinasi langsung dengan Biro Kesra Kalbar.
Tapi tidak menutup kemungkinan ada yang sudah langsung mencari informasi. Terutama berkaitan dengan hotel mana yang nantinya akan ditempati kafilah masing-masing maupun katering. “Untuk katering, kami masih berkoordinasi dengan Tim PKK untuk menentukan menu,” pungkas Mahmudah.
Masih di tempat sama, Sekda Pontianak Mulyadi mencermati tentang apa yang menjadi pembicaraan dalam rapat tersebut. Dirinya pun memberikan beberapa pandangannya terkait pelaksanaan STQ. Karena rapat perdana, maka tidak bisa diminta mengenai hal ini dan itu. Menurut dia, para ketua panitia mengadakan semacam rapat internal dengan bidang-bidang yang di bawahinya. “Dari bidang itu sendiri pun ada rapat internal juga,” katanya.
Kemudian hasil dari rapat internal bidang-bidang tersebut disampaikan kepada ketua masing-masing. Baru kemudian bisa membuat formulasi secara keseluruhan. “Di satu sisi, pembahasan mengenai pembukaan sangat penting,” sebutnya.
Kemudian untuk mimbar tilawah pada beberapa titik juga penting untuk dibahas. Begitu pula terkait transportasi untuk mengantar peserta ke tempat kegiatan pun sangat penting. “Tapi yang paling penting adalah perhakiman dan kegiatan itu sendiri,” ucapnya.
Dijelaskan dia, protes peserta kebanyakan masalah perhakiman dan kegiatan. Sehingga bidang yang membahas perhakiman harus melakukan pertemuan internal untuk melakukan persiapan-persiapan. Apalagi setelah melihat draft kegiatan, hal ini tak bisa dipandang sederhana. Sehingga ia merasa ketua-ketua yang ada perlu untuk melakukan pertemuan masing-masing bidang. “Sehingga untuk ekspose pada Maret nanti bisa siap dilakukan,” lugas Mulyadi.
Laporan: Bangun Subekti
Editor: Arman Hairiadi