Berburu Rezeki di Bulan Penuh Berkah

Pasar Juadah Lengkapi Kemeriahan Ramadan

PASAR JUADAH Memasuki bulan Ramadan 1440 Hijriah, masyarakat ramai mengunjungi pasar juadah di Desa Dalam Kaum, Kabupaten Sambas, Senin (6/5). Mengantisipasi kemacetan dan menjaga keamanan, aparat kepolisian melakukan pengamanan lalu lintas di sekitar lokasi. Sairi/Rakyat Kalbar

Kemeriahan bulan Ramadan tidak dapat dipisahkan dengan ‘hadirnya’ pasar juadah. Hampir di setiap pinggir jalan di ibukota Kabupaten Sambas terdapat warga yang menjual anela takjil menu buka puasa. Bukan hanya berburu pahala, sebulan berpuasa juga menambah pundi-pundi rezeki. Dibanding hari biasa, pendapatan pedagang melonjak berlipat-lipat. 

Sairi, Sambas

eQuator.co.id – Memasuki waktu berbuka, masyarakat tampak ramai mengunjungi pasar juadah untuk membeli berbagai macam kue dan minuman. Selain umat Muslim, pasar juadah juga sering dikunjungi warga non Muslim.
Ratna, warga Desa Dalam Kaum mengatakan, hampir setiap tahun berjualan menu berbuka. “Alhamdulillah, saya setiap tahun menjual menu berbuka. Hari pertama puasa, ramai masyarakat yang belanja,” tuturnya.

Harga yang ditawarkan Ratna bervariasi. Setiap kue ada yang banderol Rp500, namun ada juga seharga Rp1.000. “Kita buat takjilnya beragam jenis, ada yang manis dan juga asin. Harga pun beragam, tapi rata-rata Rp1.000,” tuturnya.

Sementara Rano, pemuda penjual air kelapa mengungkapkan, baru kali ini berjualan minuman untuk berbuka puasa. “Saya baru kali ini jualan. Hari pertama, alhamdulillah ada juga pembeli,” ucapnya.

Warga Desa Dalam Kaum ini mengungkapkan, cuaca cerah membuat banyak warga yang datang membeli dagangannya.

Begitu pula Ocon. Pedagang es tebu itu mengatakan, bulan Ramadan adalah berkah tersendiri, karena pada bulan ini sangat banyak permintaan dibandingkan hari biasa. “Saya rutin jualan es tebu, tak hanya Ramadan, hari biasa juga bedagang. Penghasilan di bulan Ramadan bisa mencapai tiga kali lipat dibanding hari biasa,” jelasnya.

Bahkan, ocon selalu kehabisan stok tebu, sehingga terpaksa tutup lebih awal. “Jika hari cerah, biasa tidak sampai pukul 17.00 sudah habis. Sebaliknya, jika hari hujan bisa sisa sedikit. Namun yang pasti selalu ada pembeli,” ungkapnya.

Di tempat berbeda, Vira mengatakan, sering membeli kue atau minuman di pasar juadah. “Saya biasa bersama teman atau sendirian mengunjungi pasar juadah, memberikan kue atau minuman,” ungkapnya.

Meski merupakan warga non Muslim, Vira tertarik mengunjungi pasar juadah, karena terdapat makanan dan minuman yang pada hari biasa tidak ada, atau susah dicari. “Banyak kue yang pada hari biasa tidak ada, adanya pada Ramadan saja. Bahkan, banyak kue yang saya tidak tahu namanya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr Fatah Maryunani mengatakan, Dinas Kesehatan Sambas telah mengimbauan para pedagang takjil agar selalu menjaga kebersihan dagangannya. “Kita telah memberikan imbauan kepada para pedagang yang menjual takjil, agar tetap menjaga kebersihan. Jangan biarkan makanan terbuka, karena bisa terkontaminasi bakteri dan penyakit,” tuturnya.

dr Fatah mengatakan, Dinas Kesehatan juga sudah memberikan arahan kepada seluruh Puskesmas untuk melakukan peninjauan kepada lokasi pasar jaudah di setiap kecamatan. “Kita juga telah memerintahkan Puskesmas untuk turun memantau atau memeriksa kondisi jualan, karena lokasi pasar juadah ini kan menyebar hampir disetiap kecamatan,” tuturnya.

Namun kata Fatah, Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas juga akan sekali-kali melakukan pemantauan langsung kepada pasar juadah. “Kita sudah dua tempat melakukan pemantauan di lokasi pasar juadah,” pungkasnya.

 

Editor: Yuni Kurniyanto