Nama Rachmat atau lebih karib disapa Rahmat Bong, tidak asing terdengar ditelinga masyarakat Kota Pontianak, khususnya mereka yang tinggal di Kecamatan Pontianak Utara.
Karena memang pria kelahiran Semelangi, 25 Oktober 1979 silam ini pernah menjadi anggota DPRD Kota Pontianak pada 2009 mewakili daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Pontianak Utara.
Selain sebagai politisi, alumnus S1 Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak ini juga dikenal sebagai bisnis man yang bergerak di beberapa bidang usaha.
Kendati bermacam usaha telah dijalaninya, namun perjalanan hidup Rahmat tidak selalu mulus seperti yang terlihat. Rahmat memulai semua usahanya dari nol, dia pernah beberapa kali gagal. Hanya bedanya, Rahmat bukan tipe orang yang mau berlama-lama mengenang kegagalan.
Seperti apa perjalanan karir Rahmat di dunia usaha. Berikut wawancara selengkapnya bersama wartawan Rakyat Kalbar.
+Sejak kapan Anda terjun ke dunia usaha?
–Insting usaha sudah ada sejak Sekolah Dasar (SD). Dari kelas 6, saya sudah pernah menjajakkan es lilin keliling. Setelah tamat, saya masuk SMP dan saya membantu kakak jaga toko aneka minuman. Saya bantu kakak sampai selesai SMU.
+Setelah itu?
-Selesai SMU, usaha pun tutup. Saya terus ke Jogja mau kuliah di Jogja, tapi hanya beberapa bulan. Karena tidak betah, akhirnya saya kembali ke Pontianak.
+Menurut informasi, Anda pernah gagal, seperti apa ceritanya?
-Setelah saya kembali ke Pontianak, satu bulan kemudian, saya ke Jakarta bersama kakak sepupu, buka usaha sablon, jalan satu tahun tutup. Dari situ, saya kemudian terus ke Batam dan gagal juga.
+Setelah itu apa yang Anda lakukan?
-Akhirnya saya kembali ke Pontianak lagi dan buka usaha toko ponsel. Namanya Happy Ponsel Siantan di Jalan Khatulistiwa dan masih berjalan sampai sekarang.
+Setelah cukup berhasil bertahan membangun usaha toko ponsel. Kegiatan usaha apa lagi yang Anda lakukan?
-Saya pernah join dengan teman buka usaha pengumpul barang plastik yang akhirnya juga gagal. Sampai pada tahun 2009, saya terpilih sebagai anggota DPRD Kota Pontianak dapil Pontianak Utara. Coba lagi tahun 2014, gagal. Kemudian, saya mencoba usaha properti dengan mendirikan PT Agung Inti Semesta. Usaha ini dimulai dari tahun 2012.
+Apa yang membuat Anda tertarik dengan dunia usaha properti?
-Berkat dorongan teman, dengan berani saya coba terjun ke properti meskipun masih buta. Sudah ada beberapa lokasi sih yang sudah dibangun. Untuk pemasarannya, saya menyasar kalangan menengah ke atas.
+Sejauh ini, banyak usaha properti berlomba-lomba menyasar pada pangsa menengah ke bawah. Bagaimana pendapat Anda?
-Untuk segmen kalangan masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) kita belum dapat tanahnya. Memang untuk tahun 2015, kondisinya melambat, untuk tipe menengah ke atas sulit terjual. Untuk tahun ini pun nampaknya juga agak melambat. Yang masih bisa mungkin yang MBR itu.
+Setelah bisnis properti ini berjalan. Informasinya Anda juga mau mencoba membuka bisnis lahan sawit. Apa inspirasi Anda membuka banyak usaha?
-Ya, saya baru mulai mencoba bisnis di sawit, karena mau bantu orangtua. Masalah multi bisnis ini sebenarnya karena bawaan saya yang pingin tahu saja.
+Bagaimana Anda membagi waktu dengan terus mencoba bisnis-bisnis baru, yang secara pengelolaan dan manajemennya berbeda. Dan berapa omzet Anda dari menjalankan bisnis-bisnis ini?
-Kalau usaha sawit baru mau mulai. Kalau toko ponsel, istri saya yang bantu ngurusnya. Masalah penghasilan, rahasia sajalah ya, hahahaha.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe