-ads-
Home Teknologi Berawal dari Hobi Utak-atik Robot

Berawal dari Hobi Utak-atik Robot

HOBI YANG ASYIK: Dakka merangkai mobil robot. (Arya Dhitya/Jawa Pos/JawaPos.com)

 

eQuator.co.id – Di Ponpes Bumi Sholawat, santri tidak hanya belajar tentang ilmu agama. Ponpes bertaraf internasional itu membekali santri dengan iptek. Hasilnya, ada santri yang berprestasi dengan merakit robot.

Belum pernah tebersit dalam benak Sarwoedi Harahap akan memiliki putra yang cakap mendesain robot. Dia hanya berharap keturunannya kelak merupakan generasi yang taat menjalankan perintah agama dan memiliki nilai akademis yang tinggi.

-ads-

”Makanya, saya sekolahkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Sholawat supaya pintar secara akademis dan agama. Lha nggak tahunya kok juga pintar ngerangkai robot,” ujarnya, semringah.

Dia duduk di ruang tamu rumahnya di Jalan Langsep II, Geluran, Taman. Istrinya, Wiwin Indriyani, tampak menemani. Keduanya memperhatikan sang sulung, Dakka Fadilah M. Harahap, yang asyik mengutak-atik bagian sebuah mobil robot.

Robot tersebut menyerupai mobil-mobilan pada umumnya. Punya empat roda dan menggunakan baterai sebagai tenaga penggerak utama. Namun, mobil itu tidak memiliki bodi atau casing. Mobil tersebut terlihat protolan.

Dakka menuturkan, mobil itu merupakan sarana berlatih ketika libur sekolah. Misalnya, saat libur Ramadan. ”Di sekolah latihan, di rumah juga,” katanya, sembari membolak-balikkan robot di depannya. Jemarinya begitu lincah membongkar pasang setiap bagian dari robot tersebut. Misalnya, ketika dia membongkar rangkaian cip hingga susunan printed circuit board (PCB).

Hobi itu rupanya sudah mengantarkan Dakka meraih prestasi. Pada 26 Maret lalu, Dakka dan dua temannya terpilih menjadi juara II Lomba Robot Nasional Baronas 2017 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Lomba robot tingkat nasional tersebut juga menjadi penjaringan untuk mengikuti kejuaraan tingkat ASEAN. Dakka sangat bersyukur dapat menyisihkan para kompetitor yang berjumlah 27 tim. Dua rekan satu tim Dakka adalah Bimo Mahendra dan Fahreza Maulana. Namun, keduanya sedang berada di luar kota hingga Lebaran usai.

Dalam kompetisi itu, bukan hanya tim robotik Dakka yang mewakili Ponpes Progresif Bumi Sholawat. Ponpes asuhan KH Agoes Ali Masyhuri tersebut juga mengirim tiga tim robotik lainnya. Mereka tergabung dalam kategori serupa, yaitu junior. Namun, hanya tim Dakka yang menyabet gelar. Selain kategori junior, ada tiga kategori yang dilombakan. Yakni, elementary, senior, dan open atauumum.

Sama seperti orang tuanya, Dakka tak pernah membayangkan akan menjadi pemenang dalam perlombaan tersebut. Selama ini, dia hanya menyalurkan hobi mengutak-atik robot. ”Cita-cita saya itu pilot. Main robot cuma hobi,” ucap remaja kelahiran 23 Juni 2004 itu.

Dakka kali pertama berkenalan dengan robot sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, dia duduk di bangku kelas IV SD Muhammadiyah 3 Wage. Dia kerap bermain dengan saudara salah seorang temannya yang gemar bermain robot. Dakka mempelajari banyak hal, terutama komponen pembuat robot.

Dari situ, dia makin menggemari dunia robot. Namun, karena saat itu tidak ada sarana untuk merangkai dan bermain robot, Dakka hanya bisa memendam keinginannya. ”Lha kok pas masuk SMP ada ekstrakurikuler robot. Akhirnya, saya ikutan,” tuturnya.

Kegiatan ekstrakurikuler robot diikuti Dakka setiap akhir pekan. Dia banyak belajar tentang bagaimana merangkai kabel dan cip robot. Dia juga bergelut dengan alat solder dan penanam kabel mikro. Sesekali tangannya mengalami kecelakaan karena kesalahan-kesalahan kecil. Namun, hal itu tak menyurutkan keinginannya untuk terus menekuni dunia robot. ”Sebenarnya sakit, tapi pengin coba lagi. Penasaran,” jelasnya.

Kompetisi robot dari berbagai tingkatan telah beberapa kali diikuti Dakka. Namun, kompetisi robot nasional-lah yang paling dibanggakan. ’’Saya dapat banyak ucapan selamat dari teman-teman,’’ lanjutnya.

Pada usianya yang masih belia, Dakka bermimpi menjadi pilot dan ahli robotika. Dia juga berharap dapat mengikuti lomba robotika tingkat internasional. ”Kata Pak Ustad, saya cuma perlu belajar yang tekun dan salat yang rajin supaya bisa ikut banyak lomba,” tuturnya. (jpg)

Exit mobile version