eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pemerintah desa/kelurahan didorong untuk membentuk desa/kelurahan yang bebas narkoba. Sehingga masa depan bangsa terjaga dan terwujudkan Indonesia Emas.
“Kita harus buat ada desa/kelurahan yang berani nyatakan bebas narkoba,” kata Gubernur Kalbar, Sutarmidji saat Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2019 lain di Pendopo Gubernur Kalbar, Rabu (26/6),
Acara dihadiri Kapolda Kalbar Irjen Pol Drs Didi Haryono, Pangdam XII Tanjungpura Mayor Jendral TNI Herman Asaribab, Kejati Kalbar, Kepala BNNP Kalbar, perwakilan Lantamal, Lanud Supadio, Ketua TP PKK Provinsi Kalbar, mahasiswa dan pelajar serta undangan.
Dikatakannya, pola desa/kelurahan bebas narkoba harus menjadi terobosan bagi pemdes dan kelurahan agar ada program-program yang jelas dan terarah, serta inovasi-inovasi dalam penyampaian bahaya narkoba tepat sasaran. “Selama ini, cara sosialisasi masih monoton,” jelasnya.
Mantan Wali Kota Pontianak itu meminta, kalau ada desa/kelurahan yang berani menyatakan bebas narkoba, maka ada insentif program bagi desa/kelurahan. “Kami minta, kita harus mencegah pengguna baru yang terjerumus dalam bahaya narkoba,” ujarnya.
Sutarmidji meminta kepada guru-guru, terutama guru Bimbingan Penyuluhan (BP) harus mengetahui semua jenis narkoba, serta ciri-ciri anak yang menggunakannya. “Guru BP ini harus tahu jenis-jenis narkoba yang ada, dan ciri-ciri anak yang menggunakannya. Sehingga bisa mendeteksi dan langkah apa-apa yang harus dilakukan dalam pencegahan lebih lanjut, ” ujarnya.
Provinsi Kalbar, ungkap Midji, menempati urutan ke-29 Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Jika banyak pengguna narkoba, maka kita akan makin tertinggal. Kedepan, tantangan anak-anak akan jauh lebih berat. Untuk itu, perlu dilakukan sebanyak mungkin kader muda untuk melakukan penyuluhan bahaya narkoba. “Termasuk yang paling efektif memberikan pemahaman kepada ibu rumah tangga. Dia (ibu rumah tangga, Red) harus tahu ketika anaknya mulai sebagai pengguna, ciri anaknya bagaimana,” pungkasnya.
Membacakan amanat Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Yusuf Kalla, Gubernur menyampaikan cita-cita Indonesia akan menjadi negara ekonomi terkuat kelima dari seluruh negara pada tahun 2045 mendatang.
Namun, untuk menjawab tantangan cita-cita ini, diperlukan sumber daya usia yang unggul. Sebab, sumber daya manusia merupakan penggerak pembangunan terhadap kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa dan negara.
Jika ditarik garis secara geografis dari Sabang sampai Merauke, kewilayahan Indonesia terbilang negara yang sangat luas. Artinya, tantangan untuk mewujudkan cita-cita ini juga sangat banyak. Satu diantara tantangan yang besar dan masih mengancam sumber daya manusia dan usia di Indonesia, adalah mengenai kejahatan narkotika.
Saat ini, kata Midji, Indonesia di tengah-tengah perang melawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, apabila tidak ditangani secara bersama-sama oleh semua elemen masyarakat maka akan mengancam eksistensi bangsa. “Tentu hal ini akan berdampak pada rusaknya tatanan sosial dan mengancam kondisi ketahanan nasional negara,” ujarnya.
Selain itu, pembangunan manusia juga menjadi prioritas untuk mewujudkan hal ini. Dengan kata lain, manusia itu sendiri merupakan sumberdaya pembangunan yang diharapkan memiliki etos kerja produktif, keterampilan profesional serta memiliki kemampuan mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Kemampuan manajemen sumber daya manusia yang unggul dan tangguh harus dilaksanakan sedini mungkin, yaitu dengan melindungi dan menjaga anak-anak kita agar peduli dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,” tutupnya.
Peringatan HANI juga diikuti berbagai elemen masyarakat. Salah satunya, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (HIMA PPKn) IKIP PGRI Pontianak.
Bergabung bersama dengan berbagai elemen masyarakat, mulai dari ormas dan tokoh pemuda dan organisasi pemuda, sekolah dan masyarakat, mereka berkumpul di Taman Digulis, Kota Pontianak, Rabu (26/6) sore, guna mengikuti aksi memperingati HANI 2019.
Farida, Wakil Ketua HIMA PPKn IKIP PGRI Pontianak mengaku, sangat senang bisa bergabung dan berpartisipasi untuk kegiatan yang sangan penting ini. “Kegiatan seruan aksi memperingati hari anti korupsi ini merupakan salah satu kegiatan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Pontianak. Di zaman era milinial saat ini, peran mahasiswa dan pemuda Indonesia sangat berperan penting dalam menolak narkoba. Tujuannya, agar dapt menjaga masadepan bangsa dan mewujudkan Indonesia emas,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ari, pengurus HIMA PPKn IKIP PGRI Pontianak. Dia senang dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan positif tersebut. “Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali, karena selain melakukan penolakan keras terhadap narkoba, juga terdapat banyak sekali kegiatan seru di dalamnya. Disini kita bisa memberikan bukti bahwa untuk berpenampilan keren dan gaul, tidak harus menggunakan narkoba,” paparnya.
Kegiatan ini diawali dengan mengelilingi Bundaran Digulis, Kota Pontianak seraya membawa segala atribut terkait penolakan terhadap narkoba dan ditutup dengan senam sehat.
Laporan: Rizka Nanda, Tri Yulio HP, Andi Ridwansyah
Editor: Yuni Kurniyanto