eQuator.co.id – Pontianak-RK. Proyek pembangunan Bandara Internasional Supadio Pontianak Tahap III terkesan dikerjakan secara asal-asalan alias asal jadi. Buktinya, plafon di ruang tunggu keberangkatan lepas dan jatuh, Selasa (21/3). Beruntung, material berbahaya itu tidak mengenai pengunjung bandara.
“Itu tidak roboh, hanya copot. Kalau roboh, konstruksinya ambruk,” ucap Cuanda, Airport Project Management PT Angkasa Pura II dijumpai Rakyat Kalbar di kantornya, Jumat (24/3).
Cuanda mengaku, material yang lepas dari atap hanya sebagian. Kalkulasinya, sekitar 114 meter persegi dari 6.000 meter persegi. “Plafon jatuh sekitar pukul 15.00. Ketika itu angin kencang,” kata dia.
Plafon berbahan Polyvinyl Chloride (PVC) itu sudah dipasang selama dua bulan kalender, sejak proyek multiyears tahap III pembangunan Bandara Internasional Supadio mulai dikerjakan Agustus 2016 lalu. “Hampir dua bulan tidak ada masalah. Pembangunan konstruksi plafon ini belum selesai. Sisi luar bangunan baru mau dipasang plafon, tapi keburu angin masuk duluan, jadi kemarin yang di dalam lepas. Penyebabnya karena hujan lebat dan angin kencang,” ujarnya.
Menurut Cuanda, angin kencang masuk melalui celah dari sisi depan bangunan bandara hingga masuk ke dalam. “Bagian belakang itu sudah kami tutup dengan plafon. Karena di belakang sudah, akhrinya angin berbalik dan plafon dalam lepas,” katanya.
Berdasarkan catatan PT Angkasa Pura II, pekerjaaan plafon masih dalam masa konstruksi dan sudah 80 persen. “Dipastikan bahwa spesfikasi teknis itu sudah sesuai dengan perencanaan. Karena Manajemen Konstruksi (MK) langsung mengawasi pekerjaan tersebut,” ujar Cuanda.
Setelah kejadian, menurut Cuanda, pihaknya langsung membentuk tim investigasi untuk mengecek semua kondisi plafon. Tujuannya, agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. “Malam itu juga kita tutup dari sisi luar. Yang di dalam, kita perbaiki,” jelasnya.Pembangunan Tahap III ini kerjakan oleh PT Nindya Karya. Perusahaan konstruksi milik BUMN itu bermarkas di Gedung Nindya Jalan Letjend MT Haryono Jakarta. Di Kalimantan, perwakilannya ada di Kaltim dan Kalsel.
Rakyat Kalbar berusaha mengkonfirmasi pihak PT Nindya Karya. Namun PT Angkasa Pura II bilang tidak perlu. “Sampeyan tidak perlu tahu siapa perwakilan PT Nindya di Pontianak,” kata Cuanda kepada wartawan koran ini.
Perlu diketahui, pembangunan Bandara Internasional Supadio dipecah menjadi dua paket. Paket pertama interior, dimulai sejak 30 November dan diprediksi selesai pada Agustus 2017. Paket kedua, tahap tiga adalah pembangunan plafon dan sebagainya, dimulai sejak Agustus 2016 dan diprediksi selesai pada Juli 2017. (dsk)