Bantuan KUR BPD Mampu Tingkatkan Usaha Toko Bangunan Bang Ani

eQuator.co.id-Pontianak. Melihat perkembangan pembangunan khususnya di Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya yang semakin maju, menjadi peluang bagi sejumlah pelaku usaha dibidang material. 

Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh Ahmad Yani atau yang kerap disapa Bang Ani si pemilik Toko bangunan yang diberi nama Toko Bangunan Mitra Usaha dikawasan desa Punggur kecil. Bersama sang istri Julia, ia merintis usaha tersebut.

“Secara pribadi untuk usaha ini kita bangun sejak tahun 2021 lalu dengan modal awal kita dibantu oleh Bank Kalbar (BPD) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ucap Bang Ani 

Mengenai pengalaman usaha, kata Bang Ani, bukan baru mengenal usaha tersebut, sebab hampir 10 tahun lamanya ia membantu orang tua untuk menjalankan usaha toko bangunan. 

“Meskipun sudah memiliki pengalaman, sudah memiliki modal yang didapat dari Bank, akan tetapi ketika kita membangun sendiri tidaklah mudah,” sambung sang istri Julia

Adanya modal yang diperoleh tersebut  pasangan suami istri ini membeli bahan bangunan yang nantinya akan dijual kembali, serta membeli armada yang diperlukan untuk mendukung peralatan usaha. 

Namun, memiliki prinsip bisnis yang dijalankan adalah dengan menanamkan kejujuran, pelayanan yang baik, dan kualitas yang baik. Dengan begitu, akan meningkatkan kepercayaan bahkan dengan jujur, kepercayaan serta memberikan kualitas barang yang bagus juga datang dari distributor atau toko besar yang memasok bahan bangunan. 

“Kalau ada yang pesan dan saat itu di toko sedang tidak ada atau kurang bahannya, saya usahakan untuk segera ambil dari toko besar. Walaupun nanti keuntungannya kecil tak masalah, asal barang yang diminta pelanggan itu terpenuhi,” katanya.

Bang Ani menceritakan, pelanggannya kebanyakan berasal dari Desa Punggur dan sekitarnya. Seruan meningkat terutama saat musim panen buah di mana penyelesaian warga saat itu mengalami peningkatan.

Selain itu, pasangan ini juga menjalankan usaha dengan menerapkan jasa titip bahan. Konsepnya adalah pelanggan membeli bahan bangunan namun dititipkan dulu di toko sampai nanti tiba pada waktunya bahan itu diperlukan. 

Harga bahan bangunan disesuaikan dengan harga pada saat transaksi. Namun saat akan digunakan, bahan bangunan yang diberikan yang terbaru bukan bahan yang disimpan saat proses transaksi yang dilakukan sebelumnya. 

Konsep ini juga bisa diterapkan bagi pelanggan yang ingin mencicil bahan untuk membangun rumah. Mengingat harga bahan bangunan terus mengalami kenaikan setiap waktunya, maka konsep ini bisa menjadi pilihan agar mendapat harga yang lebih murah meski saat itu rumah belum dibangun.

Meskipun begitu, konsep ini diakui oleh pasangan ini tidak merugikan sama sekali walaupun harga bahan bangunan mengalami kenaikan ketika akan dipakai oleh pelanggan.

“Sebab, pelanggan yang minta simpanan atau titip bahan ini, uangnya sudah diputar dan menghasilkan keuntungan. Jadi tidak akan rugi walaupun nanti harga bahan bangunan mengalami kenaikan dari harga yang sebelumnya dia beri pelanggan,” terangnya 

Toko bangunan ini tahun 2022-2023 dipercaya untuk menjadi penyuplai bahan bangunan dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). 

Program BSPS adalah bantuan pemerintah bagi masyarakat yang memohon rendah untuk mendorong dan meningkatkan kewadayaan dalam peningkatan kualitas gudang beserta prasarana, sarana dan utilitas umumnya. 

Dalam program ini, toko membebaskan warga penerima bantuan untuk memilih bahan sesuai dengan kebutuhannya. Layanan yang diberikan tak hanya penyediaan bahan bangunan, melainkan juga pengantarannya ke lokasi pembangunan. 

Dengan adanya program bantuan ini, pasangan ini berharap dapat memberikan manfaat dan berkah baik kepada bantuan penerima, maupun permintaan sebagai penyedia bahan bangunan. 

Membangun usaha toko bangunan tentu memerlukan manajemen keuangan yang baik. Bang Ani mengatakan setiap hari pencapaian yang diperoleh dibelanjakan kembali agar uangnya terus berputar dan menghasilkan keuntungan. Namun, bila waktu pembayaran kredit semakin dekat tiap bulannya, barulah ia sisihkan keuntungan untuk dibayar. 

Pasangan ini menyadari adanya risiko mengalami kerugian dalam perdagangan. Kerugian biasanya terjadi ketika ada bahan bangunan yang belum terjual namun harganya mengalami penurunan. Bila hal ini terjadi, ia tak lantas mempertahankan harga sebelumnya untuk mendapatkan keuntungan atau balik modal. Ia lebih memilih untuk menjualnya sesuai dengan harga pada saat itu meski lebih rendah dari harga beli.

“Saat beli barang harga tinggi, lalu bulan depan turun, maka harga jualnya harus ikut turun juga,” ujarnya. 

Menurut Bang Ani, kerugian pasti ada dalam menjalankan usaha, apapun itu. Agar semakin tak rugi besar, ada baiknya melepas barang dengan harga saat itu. 

“Dalam trading pasti ada ruginya. Tapi tidak perlu kita pertahankan barang yang sudah rugi. Lebih baik dijual walaupun harganya di bawah harga beli. Uang dari penjualan kita putar kembali dan justru bisa untung,” sambungnya

Meski terus berkembang, namun di awal usaha Bang Ani mengakui tidak mudah melewati tantangan usaha tersebut, namun ketersedian bahan bangunan terus meningkat dan pelanggan terus bertambah. Hal ini membuat kreditur, dalam hal ini Bank Kalbar mendorong usaha ini agar meningkatkan modal usaha sehingga jangkauan usaha semakin besar. 

“Jalan satu tahun kami bisa tambah nilai pinjamannya,” ungkapnya

Dijelaskan Bang Ani, terkait modal awal usahanya itu, kredit pertama sebesar Rp100 juta. Sedangkan yang kedua sebesar Rp150 juta. 

“Dengan modal tersebut, saya dapat mencukupi ketersedian bahan bangunan. Sehingga, bisa melayani dalam jumlah yang besar pula,” ucapnya 

Selain itu ia juga membeberkan skema KUR dari Bank Kalbar yang menurutnya sangat membantu dalam membangun bisnis. Disamping bunganya yang kecil, berbagai kemudahan juga dirasakan. 

“Tak perlu waktu lama, sekitar satu minggu proses pengajuan dilakukan, dana sudah cair. “Intinya kita sudah nyaman dengan Bank Kalbar,” tandasnya. 

Mengenai KUR, Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi menyatakan bank ini berkomitmen meningkatkan capaian kredit UMKM setiap tahunnya. Seperti halnya melalui KUR yang merupakan salah satu produk keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan permodalan usaha bagi pelaku UMKM.

“Saya ingin mencapai kredit UMKM bukan lagi 30 persen, tapi bisa lebih dari itu,” sebutnya belum lama ini.

Dirut BPD ini menilai, UMKM adalah salah satu sektor perkreditan yang relatif sangat aman. Karenanya, Bank Kalbar juga memberikan perhatian yang besar pada sektor ini.

“Kredit UMKM ini adalah kredit produktif yang tentu harus kita genjot. BI dan OJK juga sama-sama mendorong untuk menggenjot UMKM,” terangnya 

Bank Kalbar yakin KUR bagi UMKM akan terus meningkat dengan melakukan terobosan-terobosan baru serta memaksimalkan pelayanan. Salah satu yang telah dilakukan adalah dengan menghadirkan unit kantor yang khusus melayani UMKM, yakni di Pontianak dan Sintang.

“Dan kemudian kita berencana akan membuka di Ketapang. Unit ini khusus menangani UMKM,” pungkasnya. (Ova)