eQuator.co.id – Melawi-RK. Intensitas hujan cukup tinggi dalam tiga hari terakhir, berdampak meluapnya Sungai Pinoh dan Sungai Melawi. Kawasan dataran rendah di empat kecamatan, terutama tepian sungai kini terendam. Yakni Menukung, Ella Hilir, Pinoh Utara dan Nanga Pinoh.
Ibukota Kabupaten Melawi, Nanga Pinoh tidak luput dari banjir. Sejumlah jalan sudah terendam, diantaranya Jalan M Nawawi di Desa Paal, Dusun Belian Permai Desa Paal, Jalan Kenanga Desa Paal. Selain itu, Desa Tanjung Niaga, serta sejumlah titik di Desa Tanuung Lay. Titik jalan yang terendam tersebut menjadi langganan banjir apabila curah hujan tinggi. Biasanya selama beberapa hari hingga membuat air sungai meluap.
Ajung, salah satu warga Jalan Kenanga, Nanga Pinoh mengatakan, Jalan Kenanga merupakan salah satu daerah dataran rendah yang rentan banjir. “Ini sudah dua hari jalannya banjir. Banjir yang terjadi saat ini sebenarnya sudah sering terjadi. Ini memang menjadi langganan banjir, apabila hujan lebat selama beberapa hari,” ungkapnya, Kamis (7/3).
Bagi Ajung, banjir saat ini masih dianggap biasa terjadi ketika intensitas hujan tinggi. Sehingga belum begitu berdampak terhadap kehidupan masyarakat Nanga Pinoh. Namun, sangat berdampak terhadap akses transportasi. “Iya, memang sejumlah jalan di Nanga Pinoh sudah tidak bisa dilalui karena banjir. Kalau dipaksanakan, kendaraan bisa mogok,” ucapnya.
Berbeda dengan Ajung, bagi warga Desa Tanjung Arak dan Kebebu, jika banjir sudah merendam sejumlah jalan di Nanga Pinoh, maka sudah memberikan dampak terhadap warga disana. Terutama, perkebunan karet yang menjadi mata pencarian warga.
Seperti disampaikan warga Desa Dusun Sebaju, Desa Kebebu, Siyondi. Ia mengatakan, apabila air sungai meluap hingga merendam sejumlah jalan di desa-desa di Nanga Pinoh, manandakan kondisi Desa Kebubu sudah semakin parah. Terutama, akses jalan masuk ke Dusun Sebaju tidak bisa dilintasi, apabila tidak menggunakan perahu atau rakit. “Anak sekolah yang berangkat dari dusun menuju ke sekolah di jalan Nanga Pinoh-Ella kesulitan. Terlebih lagi sumber penghidupan kami, seperti kebun karet. Petani karet terpaksa harus libur, karena banyak kebun karet yang terendam banjir,” paparnya.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi, Syaparudin mengatakan, belum ada laporan kepada pihaknya terkait dampak banjir. Dia berharap kepala desa menyampaikan informasi terkini mengenai situasi banjir dan dampaknya. “Belum ada lpaoran secara resmi kepada kita mengenai dampak banjir terhadap kehidupan dan penghidupan. Namun kita terus monitor. Kita berharap kepala desa bisa mendata warganya yang terkena banjir. Karena secara prosedur, desa yang harus menyampaikan laporan tersebut,” ucapnya.
Terpisah, Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Melawi, Adang Wahyudi mengatakan, pihaknya saat ini selalu stanby. Mengingat tugas dan fungsi Tagana melakukan evakuasi, apabila adanya korban bencana. “Kita tetap stanby menunggu informasi terkini terkait dampak banjir. Belum ada informasi terkait warga yang terkena dampak banir hingga mengancam kehidupan dan penghidupan. Hari ini (kemarin, red) kondisi air naik, tapi belum begitu berdampak,” pungkasnya.
Laporan: Dedi Irawan
Editor: Yuni Kurniyanto