eQuator.co.id – Melawi-RK. Banjir masih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Melawi. Khususnya yang berada di pesisir sungai Melawi dan pesisir sungai Pinoh.
Akibat banjir banyak rumah warga serta sejumlah fasilitas umum (Fasum) terendam. Aktivitas warga jadi terganggu. Bahkan aktivitas jual-beli di pasar Laja Desa Paal Nanga Pinoh terhenti.
Pasar yang biasanya ramai pengunjung ini terlihat sunyi. Sudah tiga hari belakangan ketinggian air sekitar satu meteran. Hanya ada sebagai anak yang mandi di sekitar tersebut.
Salah seorang pedagang di pasar Laja, Joni mengatakan, dirinya terpaksa istirahat berjualan sejak Jumat (1/6). Sebab pasar Laja tergenang. “Mungkin Allah memnyuruh istirahat beberapa hari ini,” katanya, Sabtu (2/6).
Berdasarkan pantauan Rakyat Kalbar, hingga Minggu siang (3/6) air masih merendam pasar Laja. Meskipun mulai surut, kedalaman air sekitar 1 meteran. Tidak cuma pasar Laja, air turut merendam sejumlah rumah warga dan Fasum. Seperti SD 13 Nanga Pinoh. “Yang nyaris terendam, Surau Shabirin,” ucap Feri, salah seorang warga Desa Paal.
Senada disampaikan Rio, warga Desa Tanjung Arak Kecamatan Pinoh Utara. Banjir di Desa Tanjung Arak sudah tiga hari. Sebagian besar jalan-jalan rumah warga di desa tersebut terendam. Masyarakat tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
“Mau noreh pun kesulitan dan ada pula yang tidak berani dengan derasnya arus air,” ucapnya.
Saat ini kata dia, ekonomi masyarakat semakin sulit. “Mudah-mudahan pemerintah bisa memberikan perhatiannya,” ujar Rio.
Banjir juga merendam Desa Lengkong Nyadom Kecamatan Ella. Warga Lengkong Nyado, Anton berharap perhatian pemerintah terhadap korban banjir. Pasalnya, banyak warga yang mayoritas sebagai petani karet tidak bisa bekerja.
“Jelas semakin terpuruk ekonomi masyarakat bang. Di Lengkong nyadom ini, rata-rata petani karet, kalau tidak mengaret, jelas tidak ada penghasilan, artinya tidak ada untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.
Di Desa Lengkong Nyadom, ada sekitar 70 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir. Kedalaman air bervariasi. Mulai 2 hingga 3 meter. “Yang jelas kami merasa kesusahan. Harapan kepada pemerintah, ya semoga bisa memberikan bantuan. Terutama kebutuhan untuk makan sehari-hari,” harapnya.
“Karena kalau seminggu banjir melanda, petani karet tidak bisa bekerja dan tidak ada penghasilan. Bisa kelaparan masyarakat,” sambung Anton.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi Syafaruddin mengatakan, hasil pemantau kondisi banjar di wilayah Banga Pinoh kondisi air cenderung bertahan dan potensi menurun Desa Paal, Desa Baru Kelakik, Tekelak Kapuas Kiri Hilir, Kompas Raya dan Tanjung Lai. Ada dua desa terdampak yang sudah dilaporkan pemerintahan desa ke BPBD Melawi. “Akan disalurkan bantuan dari BPBD,” ujarnya.
Kondisi daerah lain sama. Karena banjir merata di semua kecamatan. Namun belum ada laporan dari pihak kecamatan dampak terhadap warga. “Untuk sementara BPBD monitor dan standby,” ucapnya.
Laporan: Dedi Irawan
Editor: Arman Hairiadi