Bangun Tujuh BTS Blank Spot Daerah Perbatasan

ilustrasi.net

eQuator.co.id – Sintang-RK. Program pemerataan akses telekomunikasi dan informatika di Indonesia memasuki babak baru. Konsentrasi pemerintah terhadap distribusi  telekomunikasi masuk dalam 100 program utama kepemimpinan Jokowi-JK.

Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informatika sedang dikebut. Pembangunan Base Transciever Station (BTS) merupakan salah satu program Kominfo yang dikerjakan Balai Penyedia dan Pengelola pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) guna mengurai daerah blank spot di Indonesia.
Rencana Strategis (Renstra) Kemkominfo tahun 2016, ditargetkan 125 titik BTS akan on air. Sampai akhir oktober 2016, Kominfo dan BP3TI, telah melakukan survey pada 147 titik blank spot usulan Pemerintah Daerah (Pemda). Rincian progres program pembangunan infrasturktur BTS tahun 2016, BP3TI telah melakukan pembelian jasa BTS melalui e-phurchasing sebanyak 147 BTS. Hingga saat ini Telah dilakukan pengiriman material untuk pembangunan 107 BTS,  21 BTS sedang dalam pembangun, dan sisanya 19 BTS sudah on air.
Daerah yang menjadi target utama program ini adalah daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Termasuklah Kabupaten Sintang kebagian 7 titik BTS.
“Tujuh titik BTS ini dibangun di Sepiluk,Muakan ,Enteli ini di Kecamatan Ketungau Hulu,untuk di Kecamatan Ketungau Tengah di Nanga Bayan,Kerapa Sepan,Semareh dan Rentung,” kata  Kepala Badan Pengelola Perbatasan Sintang Kartiyus.

Menurutnya, Kominfo mengeluarkan kebijakan pembangunan Infrastruktur telekomunikasi dan informatika di daerah 3T adalah karena minimnya keinginan Operator Swasta dan BUMN membangun bisnisnya di daerah 3T. hal ini disebabkan daerah 3T tidak menguntungkan dari segi bisnis.
“Untuk yang seperti itu Pemerintah harus masuk ke daerah tersebut dalam memberikan pemerataan pembangunan komunikasi dan informasi. Jangan sampai hanya yang dianggap layak secara bisnis yang dilayani operator, yang tidak layak ditinggal. Semua masyarakat Indonesia mempunyai hak yang sama untuk mengakses komunikasi,”katanya,

BTS yang akan dibangun oleh BP3TI untuk daerah-daerah 3T dan daerah blank spot memiliki spesifikasi, tinggi tower 32 m dan membutuhkan daya sebesar 450 Watt. Tower pemancar yang dibangun BP3TI sementara kualitasnya 2G, yang dapat melayani akses telepon dan pesan singkat (SMS). Teknologi yang digunakan masih menggunakan transmisi satelit.ini dengan kualitas akses 2G, kebutuhan masyarakat di daerah 3T sudah terpenuhi.

“Paling tidak, Masyarakat sudah bisa berkomunikasi via telepon dan sms, sambil menunggu peningkatan hingga 3G maupun 4G,” ujarnya.
Kadishubkominfo Sintang,Hatta membenarkan dari tujuh titik dua diantaranya sudah on air yakni di Sepiluk dan Muakan.

Pembangunan tower dan power BTS yang disewa BP3TI dilakukan di lahan milik pemerintah daerah yang dipinjamkan kepada Kementerian Kominfo. Transmisinya disewa oleh BP3TI kepada enam perusahaan transmisi. Melalui Peraturan Menteri Kominfo No 45 tahun 2012, Dana pembangunan proyek pembangunan BTS ini didapat dari dana Universal Service Obligation (USO) yang dibebankan sebesar 1,25 persen dari bruto kepada setiap operator telekomunikasi. “Dari tujuh titik BTS dua diantaranya sudah berjalan,dan program ini akan terus berjalan,” katanya.

 

Reporter: Achmad Munandar

Editor: Kiram Akbar