eQuator.co.id – Pontianak-RK. Aksi solidaritas pascaberbagai aksi damai yang menuntut penegakan keadilan terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) belum usai. Dari Kalimantan Barat, lahir Gerakan Masyarakat Kalbar Untuk Jakarta (GMKUJ).
Bermula dari para alumni aksi 411, 212 dan 112, gerakan ini kemudian lahir dengan tujuan sederhana. Mereka ingin mengingatkan masyarakat muslim Jakarta untuk memilih pemimpin seaqidah dan berperan aktif dalam Pemilukada Jakarta.
“Berawal dari kekecewaan kita dengan hasil pemilukada Jakarta putaran I, ketika jumlah suara untuk pasangan AHY-Silvi dan Anies-Sandi kalau dijumlahkan hanya sekitar 57% suara, padahal komposisi pemilih muslim di Jakarta itu sekitar 85%,” ungkap Bambang Widianto, salah seorang koordinator gerakan, kepada Rakyat Kalbar, Selasa (7/3) malam.
Karena itu, menurut Bambang, mereka merasa terpanggil untuk turut memenangkan pasangan pemimpin yang merepresentasikan kaum muslimin. “Kami ingin pada pemilihan Putaran II nanti, Muslim di Jakarta bisa sadar untuk lebih kompak dan bersatu dengan menyatukan pilihan kepada Anies Baswedan-Sandiaga Uno serta menggunakan hak pilihnya,” tegasnya. Ia menganggap bahwa bersatunya Muslim Jakarta akan menjadi inspirasi bagi kami muslim yang berada di daerah-daerah lain diluar Jakarta.
Bambang juga menegaskan bahwa meski berada di sisi yang berseberangan, gerakan ini tidak menganggap Ahok-Djarot sebagai musuh. “Yang menjadi musuh kita sebenarnya adalah godaan setan di dalam diri yang mana setan tersebut akan terus berupaya agar seorang muslim selalu melanggar perintah Allah SWT dan memusuhi para ulama yang mengajaknya kepada kebaikan dan kebenaran,” terangnya.
Meski terkait dengan kontestasi politik, Bambang menyatakan, ini gerakan moral bukan partisan. “Pesertanya adalah muslim yang berasal dari Kalbar, yang ikhlas berjuang bersama-sama hanya untuk mengharapkan ridho dari Allah SWT,” ia menekankan.
Meski berasal dari berbagai unsur, organisasi dan ormas, para peserta gerakan ini harus rela akan melepaskan simbol-simbol tersebut. “Peserta gerakan hanya akan mengenakan atribut sebagai seorang muslim,” tambah Bambang.
Dari mana dana gerakan ini hingga bisa memberangkatkan anggotanya ke Jakarta? Ia menjelaskan bahwa pendanaan gerakan ini berasal dari kocek pribadi dan para donatur yang bersimpati.
“Kita tidak akan menerima bantuan dana dari pihak manapun terutama dari pasangan calon gubernur DKI atau warga yang berasal dari luar Kalbar,” ucapnya.
Selama di Jakarta, mereka akan melakukan sosialisasi kepada Muslim Jakarta yang ditemuinya, baik di pasar, jalan, dalam bis, terminal, rumah-rumah, dan tempat-tempat lain di seluruh DKI Jakarta tentang seruan gerakan ini. “Berakhir setelah nanti dilaksanakannya Putaran II Pilkada DKI tahun 2017,” pungkas Bambang.
Laporan: Iman Santosa
Editor: Mohamad iQbaL