eQuator.co.id – ENTIKONG-RK. Petugas perbatasan berhasil menggagalkan penyelundupan 4.500 ekor anak ikan Arwana jenis scleropages jardini di PLBN Entikong Kabupaten Sanggau, Minggu (13/1). Ikan-ikan senilai Rp2.250.250.000 itu selanjutnya akan dikembalikan ke habitat aslinya di Papua.
Sebelumnya arwana tersebut hendak diseludupkan ke Sarawak (Malaysia) melalui PLBN Entikong menggunakan angkutan umum antar-negara tersebut .
“Pengiriman anak ikan Arwana asal Irian sudah kami pantau sejak dari Irian hingga tiba di Kalbar,” kata Kepala Pusat Karantina Ikan saat press release di BKIPM Entikong, Senin (14/1).
Lantaran sudah mendapatkan informasi awal sejak pengiriman dari Papua, pemantauan terus dilakukan. Kemana tujuan pengiriman Arwana dalam jumlah besar itu. Dari Papua berjumlah 5.000 ekor. Ketika sampai di Kalbar tinggal 4.500 eko. “Karena banyak yang mati dalam perjalanan,” ujarnya.
Reza mengatakan, kasus penyelundupan Arwana ini terus dikembangkan kepemilikannya di Kota Pontianak. Hasilnya didapati seorang penerima yang mengurus pengiriman ke Malaysia dengan inisial W. Begitu juga pengurus di Jakarta, namanya sudah dikantongi petugas.
Dijelaskan Reza, Arwana asal Papua tidak bisa dilepasliarkan di Kalbar. Karena bisa menjadi predator di habitat Kalbar. Makanya, Arwana ini akan dikembalikan ke habitatnya di Papua.
Sementara Kepala Stasiun KIPM Pontianak, Miharjo menyampaikan, pengungkapan ini berawal dari kecurigaan petugas sejak November. Karena mulai November, Desember dan Januari kerap ada pengiriman ikan hias Arwana asal Papua ke Kalbar. Kalbar banyak Arwana, kenapa rutin masuk ikan asal luar? “Ini membuat kami curiga dan terus melakukan pengawasan,” jelasnya.
Menurutnya, penyeludupan Arwana asal Papua ke luar negeri ini merupakan kesekian kalinya. Kerugian negara cukup besar jika Arwana sampai lolos ke Sarawak (Malaysia). “Kami akan terus meningkatkan pengawasan baik di bandara, pelabuhan laut dan PLBN Entikong,” tegas Miharjo.
Terpisah, Kepala BKIPM Entikong, Giri Pratikno menyampaikan, pihaknya terus meningkatkan kerjasama lintas instansi untuk mengawasi jalur darat perbatasan RI-Malaysia.”Bisa terungkap karena kerjasama lintas instansi diperbatasan,ini adalah penggagalan terbesar diawal tahun,” bebernya.
Terkait kasus penyeludupan Arwana asal Papua ini terus di lakukan pengembangan. “Karena ini adalah jaringan teroganisir,” pungkas Giri.
Laporan: Darmansyah
Editor: Arman Hairiadi