Seperti tahun sebelumnya, Pontianak Ekonomi Kreatif Expo dan Festival Kuliner kembali digelar. Tahun ini, event yang sama dalam rangka Hari Jadi (Harjad) ke 247 Kota Pontianak dilaksanakan di halaman parkir Ayani Megamall.
Nova Sari, Pontianak
eQuator.co.id – Tahun ini, Pontianak Ekonomi Kreatif Expo dan Festival Kuliner mengangkat tema ‘Lidah Buaya’. Tamanan aloevera ini memang menjadi ciri khas Kota Pontianak. Tidak hanya banyak tumbuh di Bumi Khatulistiwa, tapi juga dikelola berbagai ragam produk. Terutama sebagai kuliner.
Harjad Kota Pontianak tahun ini mengadakan rangkaian-rangkaian acara yang cukup panjang. “Dimulai dari awal Oktober kemarin sampai hari ini berbagai kegiatan kita gelar,” ujar Plt Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, saat membuka kegiatan Pontianak Ekonomi Kreatif Expo dan Festival Kuliner 2018, Jumat (19/10) malam.
Kota Pontianak tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata. Namun kreativitas dan Inovasi dapat memancing wisatawan dari luar untuk datang ke kota Pontianak. “Seperti event ini, kita harapkan dapat menarik wisatawan untuk datang ke Pontianak,” katanya.
Pemkot Pontianak berupaya menciptakan beberapa titik destinasi. Sebagai pengembangan wisata Kota Pontianak. Selain Tugu Khatulistiwa, sungai Kapuas juga menjadi potensi alam yang cukup bagus untuk dikembangkan.
Apalagi saat ini beberapa pinggiran sungai Kapuas sudah mulai dibangun waterfront. Sehingga pengunjung dapat menikmati indahnya sungai Kapuas. “Ini akan kita kembangkan lagi,” ucapnya.
Di pinggir Kapuas bisa bangun homestay yang menghadap langsung ke sungai. Waterfront juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berolahraga. “Misalnya untuk lari-lari,” sebutnya.
Pemkot juga akan mewacanakan spot-spot kuliner dan olahraga. Seperti di Kapuas Indah rencananya akan dijadikan tempat pusat kuliner Kota Pontianak. “Ini akan kita benahi, dan akan kita jadikan sebagai spot kuliner,” jelasnya.
Dengan pemandangan sungai Kapuas pasti lebih menarik dan indah. “Ini didukung kuliner-kuliner Kota Pontianak yang sudah semakin dikenal,” ucapnya.
Edi mengapresiasi kegiatan Pontianak Ekonomi Kreatif Expo dan Festival Kuliner 2018. Event ini dapat mengangkat potensi Lidah Buaya. Mengingat di hari terakhir event akan ada lomba memasak Rendang Lidah Buaya.
“Ini sangat unik, sebab yang biasanya rendang menggunakan daging, kali ini menggunakan Lidah Buaya. Kita memang tengah mengembangkan budidaya Lidah Buaya sebagai sentra terbesar di Pontianak,” terang Edi.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Pontianak, Yuliardi Qamal menuturkan, event kali ini konsep Lidah Buaya. Banyak kegiatan hiburan dan perlombaan menarik yang akan gelar. “Menariknya kita akan gelar lomba masak rendang Lidah Buaya. Ini sesuatu yang berbeda yang ingin kita buat untuk menarik minat pengunjung,” katanya.
Yuliardi berharap, dengan banyaknya event besar yang digelar akan berdampak pada bisnis hotel. Dapat menarik minat wisatawan berkunjung ke Kota Pontianak. “Dari hotel sendiri, kita sudah sangat siap untuk menampung tamu-tamu yang ada,” pungkas Yuliardi. (*)
Editor: Arman Hairiadi