eQuator.co.id – Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan manusia, ada bermacam-macam sumber air yang dapat diperoleh diantaranya air tanah, air sungai, air hujan dan air pegunungan. Di daerah perkotaan, umumnya mereka memenuhi kebutuhan air minum dengan membeli air isi ulang di depo-depo pengisian air dalam galon dan air minum dalam kemasan (AMDK).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air minum isi ulang, yaitu dilihat dari sumber air baku, kondisi depot, kebersihan operator dan, penanganan terhadap wadah pembeli sebelum diisi dengan air minum. Perlu kita ketahui, air isi ulang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 42 Tahun 2014. Sedangkan AMDK harus memenuhi standar kesehatan yang sesuai dengan SNI 01-3554-2016 dan Permenkes Nomor 492 Tahun 2010. Ditinjau dari parameter fisik dilihat dari rasa, yaitu tidak berasa, tidak berbau, kekeruhan 5 NTU dan warna 15 TCU. Dari segi kimia, yaitu kadar NO2 3,00mg/l, Fe 0,30mg/l, Cl 500mg/l, Mn 0,40mg/l, sulphur 250mg/l, KMnO4 10mg/l, PH 6,5-8,5, dan dari segi biologi yaitu dilihat dari total mikroorganisme Coliform per 100 ml sampel air minum adalah 0. Adanya bakteri Coliform dan gt; 0 per 100 ml pada 1 sampel air minum menujukkan air minum tersebut tidak layak untuk dikomsumsi, karena akan mengakibatkan berbagai macam penyakit.
Beberapa faktor yang mengakibatkan air minum kemasan terkontaminasi, yaitu proses pendisrtibusian menggunakan truk terbuka. Sehingga galon yang berisi air minum terpapar sinar matahari langsung, yang mengakibatkan terbentuknya rongga udara pada penutup yang menyebabkan gas atau mikroorganisme masuk kedalam kemasan, dan penyimpanan di tempat yang tidak bersih (terkena debu dan asap dari kendaraan).
Sedangkan faktor yang mengakibatkan sumber air baku isi ulang tercemar, adanya bakteri yang hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil. Mesofil adalah kelompok mikroba yang umumnya mempunyai suhu minimum 15 derajat Celcius suhu optimum 25-37 derajat Celcius seperti Thiobasilus, Clostrodium Pasteurianum, staphylococcus aureus, Bacillus Subtilitis, Methyloccus Capsulatus yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, alat sterilisasi galon yang kurang memadai dan kebersihan operator kurang.
Berikut beberapa mikroba patogen yang dapat mencemari air minum kemasan yaitu Coliform, Escherichia coli, Salmonella dan Pseudomonas Aeruginosa yang secara luas ditemukan di alam. Penyakit yang dapat ditimbulkan berupa gejala keram perut, diare, demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.
Langkah-langkah pencegahan, yaitu dengan periksa label kemasan, lihat tanggal kedaluwarsa, izin edar dari BPOM, perhatikan kemasan masih tersegel, penutup tidak rusak atau bocor dan, jika melakukan pengisian di depo pengisian air minum ulang perhatikan sistem pengolahan air minum sesuai standar yang ditetapkan seperti tersediannya alat sterilisasi galon dan lampu ultra violet, pencucian kemasan galon dapat dipakai ulang harus dilakukan dan disanitasi dalam mesin pencuci dengan menggunakan jenis deterjen yang aman (deterjen alkali dan deterjen asam) untuk pangan pada suhu 55-75 derajat, sedangkan untuk sanitasi dapat digunakan air ozon atau disinfektan yang aman (senyawa klorin, iodium dan, kompleks iodium, senyawa ammonium quartenair) untuk pangan.
* Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kubu, Kabupaten Kubu Raya