eQuator.co.id – Sambas-RK. Setelah launching Membaca Alquran Sebelum Bekerja, upaya mewujudkan Sambas Akhlakul Karimah dilanjutkan dengan Pencanangan Membaca Kitab Suci Sebelum Belajar, Rabu (9/1). Bupati Sambas, H Atbah Romin Suhaili Lc meresmikan kegiatan tersebut di Gedung Serbaguna Kecamatan Tebas.
“Program ini memang tidak memiliki nilai kerjanya dalam aspek penilaian kepemerintahan, tetapi saya tetap komitmen menggaungkan akhlakul karimah di negeri ini,” ujar Bupati dalam kegiatan yang dirangkai dengan Ekspos Hasil Rembuk Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2018 dan Pembumian Budaya Saprahan Kabupaten Sambas itu.
Program Membaca Kitab Suci Sebelum Belajar menjadi perhatian Pemkab Sambas. Bupati mengungkapkan, program ini merupakan yang pertama di Kalbar. Dukungan semua pihak dan seluruh komponen masyarakat sangat diperlukan agar program ini berhasil. Diharapkan memberikan keberkahan bagi daerah dan negara Indonesia. “Tidak hanya untuk Muslim, non Muslim juga harus mendukung program ini. Untuk yang Muslim membaca Alquran, untuk agama lain, membaca kitab suci masing-masing,” pinta H Atbah.
Atbah seperti dikutip dari rilis Bagian Humas dan Protokol Setda Sambas, akan melakukan evaluasi dan pantauan secara langsung terhadap proses pelaksanaan program tersebut. Sesuai data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, Program Membaca Kitab Suci Sebelum Belajar baru terealisasi 50 persen di semua jenjang pendidikan. “Saya akan siapkan lembaran-lembaran untuk pemantauan atau namanya muta ba’ah. Tujuannya, bagaimana program seperti ini semakin mengakrabkan dan melengketkan kita dengan kitab suci kita,” tuturnya.
Mengajak orang lain untuk berbuat banyak kebaikan adalah prilaku yang terhormat. Kata Bupati, kondisi baik itu tidak cukup hanya pada diri sendiri. “Akan lebih baik lagi jika kita juga menyebarkan banyak kebaikan kepada orang lain. Bagi Muslim yang membaca Alquran, Allah telah berjanji mengangkat derajatnya ke tempat terhormat yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Atbah mengemukakan, mempunyai tanggung jawab untuk mengajak seluruh umat mengenal dan memperdalam ilmu Alquran. Program Membaca Alquran Sebelum Bekerja dan Belajar, lanjut Bupati, adalah bagian dari upaya mewujudkan tanggung jawab tersebut. “Allah akan memberikan pertolongan bagi kita, baik di alam kubur maupun hari akhir nanti. Insya Allah, kita akan ditempatkan kedalam surga bersama dengan para malaikat Allah yang mulia,” jelasnya.
Tahap awal, Bupati menegaskan, akan mengevaluasi apa saja yang menjadi kendala pelaksanaan program tersebut. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, pinta Bupati, agar memantapkan konsep pemantauan dan evaluasi program. “Yang terpenting untuk merealisasikan ini adalah, bagaimana peranan para orangtua memberikan dukungan,” tuturnya.
Atbah meyakini, semakin menggemanya pembacaan Alquran, menghadirkan banyak kebaikan dan keberkahan tidak hanya bagi pembaca dan pendengarnya. Upaya seperti ini mampu menurunkan tingkat kemaksiatan yang merajalela. “Tidak perlu kita melawan kejahatan, cukup dengan memberikan ruang yang luas bagi kebaikan. Kita pancarkan banyak kebaikan di tengah-tengah masyarakat, agar ruang keburukan semakin mengecil dan tidak mendapat peluang. Insya Allah, membaca Alquran, membaca Kitab Suci adalah bagian dari kita untuk terus memancarkan banyak kebaikan itu,” tegasnya.
Dengan membuminya membaca kitab suci, Serambi Mekkah tidak hanya sekadar julukan bagi Kabupaten Sambas. Dia berkeinginan hadir generasi emas Kabupaten Sambas yang mencintai negeri ini, mengabdi dan mengasihi orangtua, santun, berkarakter dan berakhlakul karimah. “Komitmen saya bersama istri, adalah bagaimana anak-anak kami menjadi orang yang dekat dan cinta dengan Alquran. Alhamdulillah, Allah memberikan ilmu-Nya kepada anak-anak kami dengan hafal Alquran. Dengan bekal tersebut, kami tidak memiliki kekhawatiran untuk melepas mereka pada zaman seperti sekarang ini,” terangnya.
Bupati berharap, diluncurkannya Program Membaca Kitab Suci menghadirkan banyak generasi berilmu. Dia menyebut, suasana membaca Alquran atau mengaji usai salat Magrib, dapat dengan mudah ditemui lagi disetiap sudut negeri ini. “Kondisi mengaji usai sholat Magrib, sudah jarang kita temukan. Semoga momen seperti itu, bisa dengan mudah kita temukan lagi secepatnya,” harapnya.
Reporter: Sairi
Redaktur: Yuni Kurniyanto