eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Permainan layangan dirasa tidak lagi cocok saat ini lantaran tidak sedikit korban baik yang luka-luka bahkan hingga meninggal akibat kawat maupun gelasan. Seperti yang terjadi pada salah seorang bocah beberapa hari belakangan.
Sekalipun pemerintah telah mengeluarkan ultimatum melarang bermain, namun kenyataannya para pemain seolah tidak takut dan masih tetap saja bermain. Ironisnya ultimatum tersebut kurang dibarengi dengan pengawasan yang ketat sehingga pemain layangan bisa leluasa memainkan layangannya.
“Harus menjadi atensi seluruh pihak terkait. Di samping upaya pencegahan, penindakan turut diberlakukan optimal agar ada efek jera terhadap pelaku yang menggunakan bahan yang dapat membahayakan masyarakat secara luas,” ungkap H. Suriansyah, Wakil Ketua DPRD Kalbar, Jumat (3/5).
Menurutnya, pengawasan dan penidakan tegas harus berjalan seiring agar larangan yang dikeluarkan tidak terkesan hanya sebatas menggertak saja. Karena dengan demikian, setidaknya ada efek terhadap masyarakat untuk tidak lagi bermain layangan. “Itu perlu dilakukan,” tegasnya.
Suriansyah menyebut, layangan merupakan permainan rakyat yang sejak dulu digemari banyak orang. Hanya saja perkembangannya sudah kurang cocok untuk dimainkan terutama di kota-kota besar termasuk di Kota Pontianak dan sekitarnya yang padat akan pemukiman dan lalu lalang masyarakat.
“Melihat permainan rakyat ini setiap tahun terdapat korban jiwa lantaran menggunakan gelasan dan tali kawat, seluruh pihak terkait harus terus mengedukasi serta menindak tegas pemain layangan ini” katanya.
Untuk memberantas ini, jika hanya Sat Polisi Pamong Praja sebagai penegak aturan, tidaklah cukup mengingat personil yang mereka miliki sangatlah terbatas. Sehingga diperlukanlah siegritas seluruh instansi dalam pengawasannya tersebut. “Seperti PLN, pemkot dan Polri untuk tidak jemu-jemu melakukan razia atau penertiban,” tegas Suriansyah.
Reporter: Gusnadi
Redaktur: Andry Soe