Tak heran kalau nama Asiang terkenal hingga ke Jakarta dan kota besar lainnya, bahkan sampai ke Kuching, Malaysia. Wisatawan nasional dan mancanegara pun sempat mencicipi racikan kopinya, duduk di warung yang panas berkipas angin itu. Baru beberapa bulan belakangan ada ruang VIP di lantai dua.
“Dalam sehari saya setidaknya bisa menyedu sekitar 600 gelas,” ungkap Asiang, lelaki berusia kepala enam menjelang tujuh itu berbincang dengan Rakyat Kalbar di sela kesibukannya, Sabtu (14/1).
Asiang adalah generasi kedua pemilik warkop yang berdiri sejak 1958. “Cuma dahulu kecil, tak seramai dan besar kayak sekarang,” ujar Asiang. Ia sendiri tidak pernah membayangkan kalau bisnis warung kopi keluarganya bisa seperti saat ini. “Mungkin ini jalan Tuhan lah, tidak pernah ada mimpi-mimpi seperti sekarang,” ujarnya, tersenyum.
Juga tak menyangka kalau Warkopnya sampai disinggahi wisatawan mancanegara. “Orang dari Korea, Jepang, Malaysia, Singapore, Taiwan, China, semua sudah pernah minum kopi ke sini,” kisahnya.
Asiang bangga bertutur, tak hanya pejabat lokal yang mampir di Warkopnya tapi jenderal dan menteri pun sudah minum kopinya. Sejumlah nama disebut, seperti mantan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, mantan Wakapolri Komjen Pol Nanan Soekarna, mantan Kapolda Kalbar Irjen Pol Tobing, dan lainnya.
“Mungkin karena unik ya, ciri khas saya bikin kopi, sampai Menteri apa itu, Dahlan Iskan, sempat minum di sini,” terang dia, tertawa senang.
Tentu dia punya takaran khusus meracik biji kopi robusta sehingga resep rahasianya terasa melekat di lidah. Bikin mata terbuka lebar. Setidaknya ia menghabiskan 5-6 kg kopi bubuk setiap hari. Dan, kopi-kopi yang digunakan sepenuhnya lokal didatangkan dari daerah Punggur, Kubu Raya.