eQuator – Air Susu Ibu (ASI) memiliki banyak keunggulan. Di antaranya tidak pernah basi, tidak perlu dipanaskan ketika hendak diberikan kepada bayi, murah dan berproduksi kembali, gampang diberikan dan dibawa, serta cocok untuk semua usia.
“Begitu banyak keunggulan dari ASI itu, termasuk cocok untuk semua usia,” kata H Jawani Usman SSos, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Singkawang saat menjadi narasumber dalam Talkshow ASI di Balairung, Kantor Walikota Singkawang, Rabu (18/11).
Pemaparan Jawani dengan gaya khasnya itu kontan membuat para peserta talkshow yang sebagian besar ibu-ibu, terbahak-bahak. Tentunya sambil mangguk-mangguk, lantaran penyataannya itu memang tidak dapat dimungkiri.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ASI memiliki keunggulan yang tidak ada bandingannya dengan minuman jenis lainnya. Dari sekian banyak jenis minuman di muka bumi ini, hanya ASI-lah yang cocok untuk semua usia. Bahkan air putih saja yang disebut minuman menyehatkan, dilarang diberikan kepada bayi baru lahir.
Sehingga tidak mengherankan, Allah Swt memberikan bimbingan kepada para ibu supaya menyusui anak-anaknya dengan sempurna, seperti yang tertuang dalam Quran Surah Albaqarah ayat 233, yang artinya “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya….”.
Di tempat yang sama, Duta ASI Kota Singkawang, Ny Malika Awang Ishak yang juga menjadi narasumber dalam talkshow tersebut sempat mengomentari pernyataan Jawani tentang keunggulan ASI tersebut. “Memang keunggulan ASI itu untuk semua usia, tetapi jangan pula dipahami bahwa bapaknya berbagi dengan bayi, masing-masing sebelah, bukan seperti itu maksudnya,” katanya.
Keunggulan ASI, kata Malika, memang sudah tidak dapat dimungkiri sejak dahulu, bukan hanya dilihat dari segi ekonomis, tetapi agama juga mewajibkan ibu untuk menyusui bayinya. “ASI itu memang unggul, cuma kalah promosi saja dengan susu formula,” ungkapnya.
Lihat saja iklan-iklan susu formula, ungkap Malika, begitu minum susu satu kaleng, langsung besar, jadi sarjana dan sukses. “Hal semacam ini membuat masyarakat menjadi kurang menyadari keunggulan ASI. Makanya harus menggencarkan promosi keunggulan ASI untuk mewujudkan generasi emas Singkawang,” ujarnya.
Malika mengatakan, kualitas intelektual dan juga kesehatan yang terbaik, salah satunya dapat disiapkan sejak dini, sejak seorang baru lahir dari rahim ibunya melalui pemberian ASI secaran konstan dan berkala hingga dua tahun.
“Seperti dikuti dari laman Kementerian Kesehatan; Deklarasi Innocenti 1990 di Florence Italia mengamanatkan pentingnya mengkampanyekan pentingnya ASI sebagai bagian dari upaya perlindungan, promosi dan dukungan menyusui,” papar Malika.
Sekalipun ASI menjadi kebutuhaan utama bayi sejak kelahirannya, ibu masih memerlukan dukungan pihak lain untuk menjamin ASI tersedia bagi setiap bayi hingga berumur dua tahun.
“Untuk itu, ibu, ayah, keluarga, masyarakat, tempat kerja, organisasi profesi, pemerintah dan swasta harus saling bersinergi mewujudkan gerakan ASI untuk bayi dalam mewujudkan generasi emas di masa yang akan datang,” kata Malika.
Sementara itu, Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang, dr Nurmansyah yang juga menjadi narasumber dalam Talkshow ASI tersebut membeberkaan teknis menyusui. “Waktu yang tepat untuk memberikan ASI itu dua hingga tiga jam,” katanya.
Bagi ibu-ibu yang bekerja, masih bisa memberikan ASI-nya kepada anak-anaknya, dengan cara diperas (diperah). “ASI yang diperas itu tahan enam hingga delapan jam di ruangan ber-AC, empat jam di ruangan tanpa AC, dan bisa tahan hingga satu tahun kalau disimpan di dalam kulkas khusus dengan suhu 20 derajat celcius,” jelas Nurmansyah.
Laporan: Mordiadi