Apresiasi Pendidikan Anti Hoaks Kolaborasi IJS dan HCC Kalbar

ANTI HOAKS. Narasumber dari HCC Kalbar, berfoto bersama stakeholder di Kabupaten Sintang, usai kegiatan pendidikan anti hoaks, Sabtu (30/3).

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Bupati Sintang melalui Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang, Kurniawan membuka kegiatan pendidikan deteksi Hoaks dan Kampanye Publik Anti Hoaks yang dilaksanakan Ikatan Jurnalis Sintang (IJS), Sabtu (30/3).

Kegiatan yang berlangsung di Aula Diskominfo Kabupaten Sintang tersebut menghadirkan narasumber dari Hoax Crisis Center (HCC) Kalbar yakni Ocsya Ade Cp dan Ramses Tobing dengan tamu undangan yang hadir dari berbagai komunitas dan juga OPD.

Dalam sambutannya, Kurniawan mengatakan, Pemkab Sintang sangat mengapresiasi dan menyambut baik terselenggaranya kegitan tersebut. Karena menurutnya hoaks itu sudah dipahami sebagai common enemy atau musuh bersama bangsa.

“Apa yang dilakasankan IJS ini adalah sebagai terobosan yang sangat baik dan patut didukung oleh semua. Karena memberikan sebuah tawaran forum yang baik yakni melakukan pendididikan deteksi hoaks,” ujarnya.

Dijelaskannya bahwa, hoaks itu berasal dari kata hocus yang artinya menipu secara etimologi, tindakan-tindakan orang yang ingin menipu itu dinamakan hoaks. Tapi secara terminology hoaks itu adalah memanipulasi kognisi seseorang atau sekelompok orang, agar orang tergiring untuk menerima sebuah data dan informasi.

‘Sehingga dengan begitu informasi yang diterima ditelan mentah-mentah tanpa adanya klarifikasi,” jelasnya.

Dia mengatakan, hoaks adalah common enemy atau musuh bersama. Pasalnya dampak dari pada itu bisa menimbulkan efek negative yang berlipat-lipat, seperti bisa membunuh karakter dan reputasi seseorang.

“Kemudian hoaks ini sangat efektif membuat konflik sosial. Hoaks juga akan memecah belah persatuan dan kesatuan dan hoaks juga sangat efektif menggangu dan merusak produktivitas masyarakat Indonesia sebagai suatu bangsa,” katanya.

Sehingga kata kunci dari kegiatan ini adalah deteksi yakni menemukan dan mengenali, artinya di forum ini akan tahu apa karakter hoaks, apa ciri-cirinya, seperti apa berita dianggap hoaks.

“Maka pendidikan hari ini sangat impratif, positif dan konstruktif,” jelasnya.

Untuk itu Kurniawan berharap, usai kegiatan ini peserta yang ikut harus menjadi agen anti hoaks dan yang penting adalah bagaimana menumbuhkan ketidaksukaan terhadap hoaks, sehingga itu menjadi modal besar dalam diri sendiri.

“Maka semua akan melawannya dan kalau ingin melawannya maka harus bersama-sama, itulah langkah yang paling efektif melawan hoaks,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua IJS, Herry Lingga mengatakan, pendidikan deteksi hoaks yang digelar ini adalah sebagai upaya untuk memberika ruang atau kesempatan kepada masyarakat yang ikut, agar lebih mengetahui seperti apa hoaks.

“Baik itu bagaimana hoax di buat, ciri-ciri hoaks seperti apa dan bagaimana hoaks itu disebarkan, sehingga hoaks mudah dipercaya dan bisa menjadi konflik sosial masyarakat,” katanya.

Karena tanpa mengecek atau menyaring kebenaran  dari informasi tersebut, terlebih perkembangan teknologi informasi sekarang ini, sehingga memberikan dampak yang besar dalam aspek kehidupan sosial masyarakat. Dimana saat ini bermunculan berbagai jenis media sosial yang mudah diakses siapa pun.

“Ini merupakan langkah awal kita untuk mendeteksi hoaks yang sangat berbahaya sekarang ini. Terlebih menjelang Pemilu, sehingga para peserta yang ikut ini bisa menjadi agen anti hoaks baik bagi dirinya sendiri dan masyarakat, karena yang hadir ini ada dari pelajar, mahasiswa, LSM dan unsur TNI/Polri,” pungkasnya.

 

Laporan : Saiful Fuat

Editor : Andriadi Perdana Putra