Apel Posko Siaga Angkutan Lebaran 2016, Antisipasi dan Evaluasi Kecelakaan Maut

MENUNGGU BERANGKAT. Para penumpang kapal Ro-Ro Dharma Kencana II tengah menunggu keberangkatan tujuan Semarang di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Jumat (17-6) sore. OCSYA ADE CP

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Otoritas angkutan laut, darat maupun udara menggelar apel Posko Siaga Angkutan Lebaran 2016 di halaman Pelabuhan Dwikora Pontianak, Jumat (17/6) sore.

Apel dipimpin Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kalbar, Anthony S Runtu. Semua otoritas diminta mengantisipasi kecelakaan angkutan, berupaya memberi keselamatan dan kenyamanan kepada penumpang atau pemudik.

Anthony tak ingin masa kelam terulang kembali. Seperti tragedi tewasnya 14 penumpang longboat yang tenggelam di perairan Olak-olak Pinang, Kubu, Kubu Raya pada akhir 2015 lalu, akibat kelalaian.

“Kita lakukan antisipasi dan evaluasi jauh-jauh hari. Karena kita tidak ingin ada kecelakaan. Apalagi ini perintah gubernur, jangan ada lagi kecelakaan yang menelan jiwa. Kita tidak ingin kasus di perairan Olak-olak Pinang terulang kembali,” tegas Anthony usai memimpin apel.

Dijelaskannya, penumpang angkutan laut sudah mulai melonjak sejak 15 hari sebelum hari H Idul Fitri. Sedangkan angkutan darat, 12 hari sebelum hari H. Lonjakan penumpang ini berakhir pada 10 hari stelah hari H.

“Namun prinsipnya, sebelum hari H, kita lakukan langkah antisipasi dan evaluasi, seperti membentuk posko, mulai memonitoring untuk angkutan-angkutan. Karena khusus angkutan laut, akan disampaikan langsung ke Menteri Perhubungan,” jelas Anthony.

Untuk sektor angkutan laut, dijelaskan Anthony, poskonya berada di Pelabuhan Dwikora Pontianak. Posko angkutan sungai pedalaman berada di pelabuhan Sheng Hie. Posko angkutan darat di Terminal Bus Antarnegara. Sedangkan posko angkutan udara berada di Bandara Supadio. “Untuk angkutan laut, kita percayakan kepada KSOP untuk menangani. Mereka profesional dan ada SOP-nya. Begitu juga dengan angkutan udara,” katanya.

Namun untuk angkutan darat dan sungai pedalaman, Dishubkominfo mempunyai treatment khusus. Melakukan pemeriksaan atau razia terhadap sopir kendaraan menjelang hari H. Razia yang dilakukan, selain memeriksa kelengkapan kendaraan, juga memeriksa kesehatan driver (sopir).

“Kita lihat kesehatan si driver, apakah sehat. Kemudian kita lakukan tes urin, barang kali ada driver yang mengkonsumsi Narkoba atau tidak. Dalam jangka waktu beberapa kali. Jika terbukti mengkonsumsi Narkoba, kita cabut izinnya. Ini sudah kami sampaikan ke semua pihak pada rakor sebelumnya,” tegas Anthony.

Sedangkan angkutan sungai pedalaman, juga akan dilakukan razia di tempat keberangkatan dan di tengah perjalanan sungai. “Untuk ini, kita perlu kerjasama dengan KSOP, KKP, Jasa Raharja, SAR dan kepolisian untuk melakukan razia. Perlakuannya sama, jika ada yang melanggar, kenapa harus kita keluarkan izinnya. Mereka cuma mencari untung, tapi tidak memikirkan keselamatan penumpang,” ujar Anthony.

Anthony mencontohkan, seperti akhir 2015 lalu. Longboat maut yang memuat penumpang lebih dari kapasitas, sehingga terjadi kecelakaan dan banyak yang tewas. Maka dari itu, hal ini tak diinginkan kembali terjadi. Nantinya jika ditemui penumpang yang melebihi kapasitas, maka akan diturunkan paksa.

“Kita tidak bisa main-main dengan keselamatan. Keras apa boleh buat. Bukan berarti saya keras, merugikan pengusaha, tapi melindungi mereka. Kalau sampai terjadi kecelakaan kan, mereka juga yang kasihan. Jadi saya minta kesungguhan pengusaha. Terutama speed atau longboat itu. Jangan melebihkan penumpang,” tegasnya.

Kepala KSOP Pelabuhan Dwikora Pontianak, Gunung Hutapea menegaskan, demi keselamatan penumpang, pihaknya memberi waktu paling lambat 24 Juni kepada semua pengusaha kapal muatan barang atau penumpang, melengkapi semua kelengkapan keselamatan. Marine Inspector akan memeriksa seluruh kelengkapan keselamatan kapal. “Tidak akan kita izinkan kapal berangkat, kalau alat-alat keselamatan belum terpenuhi. Prinsipnya, lebih baik tidak berangkat daripada tak kembali,” ungkap Gunung.

Sementara angkutan laut, setidaknya ada enam kapal yang akan beroperasional mendukung angkutan mudik lebaran. Dua kapal dari Pelni, yakni KM Lawit dan Bukit Raya. Kemudian kapal swasta ada empat.

“Namun jika dirasa ada kekurangan, maka akan kita lakukan deviasi trayek kapal-kapal Pelni. Nanti masuk ke Pontianak ambil penumpang. Tapi tergantung dari jumlah penumpang,” ujarnya.

Dari pantauannya, Gunung mengatakan, sudah terjadi lonjakan penumpang. Baru libur pertama saja sudah menjadi 600 dari sebelumnya hanya 400 penumpang. Jumlah ini akan meningkat terus. “Tapi sudah ada peraturan di Mapel (Maklumat Pelayaran) dari Kementerian, bahwa kapal ini bisanya memuat sekian penumpang,” jelas Gunung.

Gunung meminta pihak keagenan yang menjual tiket, dapat menjual sesuai dispensasi yang diberikan. “Jika melanggar, tidak kami izinkan berangkat,” tegasnya.

Kerahkan 90 Persen Anggota

Menjelang arus angkutan mudik lebaran 2016, Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Pontianak akan mengerahkan hampir semua anggotanya. Mereka melakukan pengawasan dan pengamanan di arus tansportasi angkutan.

“Kita akan standby-kan anggota dengan kekuatan penuh. Mungkin 90 persen kita kerahkan. Begitu juga armada yang kita miliki,” kata Slamet Riyadi, Kepala Kantor SAR Pontianak usai mengikuti apel Posko Siaga Angkutan Lebaran 2016 di halaman Pelabuhan Dwikora Pontianak, Jumat (17/6) sore.

Sejauh ini Kantor SAR Pontianak sudah menyiapkan perencanaan pengawasan dan pengamanan lebaran. Bukan dalam konteks siaga lebaran saja, namun setiap hari anggota SAR telah memantau alur-alur transportasi air. “Karena untuk transpotasi di Kalbar kan 80 persennya sungai,” ujarnya.

Tak hanya itu, di tempat pariwisata juga akan dikerahkan anggotanya. “Seperti di Pasir Panjang, ada satu tim anggota kita. Karena ini moment liburan juga, jadi pasti ramai yang berkunjung disana,” jelas Slamet.

Laporan: Ocsya Ade CP

Editor: Hamka Saptono