Anugerah Doktor Kehormatan untuk Putra Kalimantan Barat

Universitas Diponegoro Nilai Pola Kemitraan Besutan Thomas Berkontribusi Besar bagi Bisnis Perunggasan Indonesia

KONFERENSI PERS. Thomas Effendy (kiri) saat berbicara dalam jumpa pers terkait anugerah doktor kehormatan dari Universitas Diponegoro Semarang untuknya, di Rumah Makan Apung & Kolam Pancing Kampung Laut, Puri Maerokoco – PRPP, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (22/11) malam. Gusnadi-RK

eQuator.co.id – Semarang-RK. Berjasa atas karyanya, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang akan menganugerahkan Gelar Dokter Kehormatan kepada Presiden Direktur PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk., Thomas Effendy, SE, MBA, Kamis (23/11). Anugerah itu belum lama ini juga disematkan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Gelar Doctor Honoris Causa (HC) itu akan diserahkan kepada Thomas dalam sidang senat terbuka di Gedung Auditorium Prof. Soedarto SH, UNDIP. Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH, MHum, sendiri lah yang akan menyerahkannya.

“Melalui pola kemitraan, Thomas Effendy telah berhasil mengembangkan bisnis model pola kemitraan usaha ayam pedaging di lndonesia,” tutur Yos dalam konferensi pers di Rumah Makan Apung & Kolam Pancing Kampung Laut, Puri Maerokoco – PRPP, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (22/11) malam.

Keberhasilan itu, dikatakannya, berkontribusi sangat signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Khususnya di bidang studi Sosial Ekonomi Peternakan.

“Dan bagi kelangsungan industri perunggasan Indonesia,” terangnya.

Ia menjelaskan, krisis konomi yang melanda Asia pada tahun 1997/1998 lalu telah menyebabkan terpuruknya sebagian besar usaha peternakan ayam dan terganggunya proses produksi perusahaan integrator. Anjloknya nilai tukar rupiah kala itu menyebabkan sebagian besar peternak tidak mampu lagi menjangkau harga sarana produksi ternak. Di sisi lain, daya beli konsumen juga mengalami penurunan hingga sebesar 60%.

“Pola kemitraan telah berperan sebagai jaring pengaman keberlanjutan usaha peternakan masyarakat saat krisis ekonomi pada 1997/ 1998 dan saat wabah flu burung tahun 2004 hingga 2007. Data BPS menyebutkan, saat wabah flu burung, terjadi penurunan sangat drastis jumlah pelaku usaha peternakan. Dari hampir 2.000 menjadi hanya sekitar 100 usaha peternakan yang bertahan,” papar Yos.

Fakta ini, lanjut dia, menunjukkan bahwa usaha peternakan sangat rentan jika terjadi gejolak ekonomi dan wabah penyakit hewan. Pola kemitraan yang dikembangkan Thomas memungkinkan risiko usaha akibat kegagalan budidaya dan penurunan jumlah harga pasar diminimalkan. Diambil alih oleh perusahaan inti.

Dalam kemitraan, dilakukan pemberdayaan peternak melalui terciptanya akses pengetahuan dan keterampilan budidaya ayam, pembiayaan sarana produksi ternak, dan jaminan pembelian produksi hasil budidaya dengan harga yang menguntungkan. Outputnya adalah kesejahteraan peternak meningkat.

“Pola kemitraan merupakan ujung tombak pembangunan peternakan. Pola kemitraan menjamin peternak mitra mendapatkan keuntungan usaha. Peternak plasma dapat mengalami kerugian hanya bila kinerja budidaya ayam di bawah standar yang disepakati atau kelalaian dalam penerapan prosedur standar operasi (SOP),” terang Sang Rektor.

Artinya, pola kemitraan memungkinkan risiko usaha plasma diminimalkan, entah itu karena penyakit atau faktor lain. Ataupun fluktuasi harga ayam.

Bila SOP telah dijalankan dengan benar, Yos menyebut, namun masih menderita kerugian, maka kerugian tersebut diperhitungkan sebagai potongan penjualan sarana produksi ternak dari lnti kepada Plasma. Terbatasnya lahan peternakan dan ancaman penyakit hewani, dikatakannya, menuntut dikembangkannya pola kemitraan dengan kandang tertutup yang memungkinkan budidaya dilakukan lebih efisien, aman, dan produktif.

“Kemitraan merupakan usaha yang saling menguntungkan dan menguatkan untuk mendorong terciptanya peningkatan daya saing produksi unggas nasional menyongsong era perdagangan bebas,” tandasnya.

Dalam penganugerahan gelar Doktor HC kepada Thomas ini, dijadwalkan sejumlah menteri akan hadir. Diantaranya Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Thomas Effendy sendiri merupakan putra Kalimantan Barat. Ia lahir di Pontianak, 30 Januari 1958. Meraih gelar Sarjana Ekonomi pada 1983 dari Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara, Jakarta. Kemudian menyelesaikan pendidikan Master of Business Administration pada 1995 dari The University of City of Manila, Filipina.

Peternakan PT. Charoen Pokphand Indonesia tersebar di Kalimantan Barat. Salah satunya di Sungai Ambawang, Kubu Raya. Di samping pengembangan pola kemitraan, Thomas telah menggagas berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR), diantaranya Program Bedah Kandang, Anak Asuh, Bedah PAUD, Beasiswa, dan Pembangunan Teaching Farm di beberapa universitas.

 

Laporan: Gusnadi

Editor: Mohamad iQbaL