eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kasus penyalahgunaan fungsi di beberapa kios Pasar Tengah beberapa waktu lalu sempat menjadi perhatian masyarakat. Di salah satu kios lantai 2 sempat dijadikan tempat karaoke dan menjual minuman keras (Miras) serta ditemukan delapan pasang mesum.
Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Kota Pontianak Ferry Abdi mengatakan, 8 pasangan asusila terjaring saat penertiban Agustus lalu.
“Dari dua kali penertiban yang kita lakukan memang positif. Memang usia pelakunya rata-rata 40 ke atas,” katanya kepada Rakyat Kalbar, Senin (11/9).
Dalih oknum pedagang yang menyalahgunakan fungsi kios di lantai 2 Pasar Tengah karena dagangannya tidak laku. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, UKM dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak Haryadi S Triwibowo menyampaikan, pedagang yang menyalahgunakan kios Pasar Tengah tersebut telah diajukan ke pengadilan dikenakan tindak pidana ringan (Tipiring). Oknum pedagang itu pun akhirnya kapok dan sekarang kondisi pasar sudah steril.
“Dendanya kan besar Rp5 juta, mereka diamankan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya oknum pedagang tersebut mendapat izin untuk menjual makanan dan minuman di salah satu kios Pasar Tengah. “Namun disalahgunakan untuk jual Miras dan karokean,” ujarnya.
Mengantisipasi supaya tidak terulang, awal tahun depan pihaknya kata haryadi, seluruh pintu blok antara kios-kios akan dipasang teralis. Sehingga tidak ada orang yang bisa masuk. “Di tangga nanti akan kita pagar semua, sehingga ketika jam 6 selesai maka akan kita tutup pagi baru dibuka lagi,” ungkapnya.
Berkaitan dengan wacana pemasangan CCTV, Haryadi membenarkan. Namun kata dia, pemasangan pagar yang menjadi prioritas. Pihaknya menilai pemasangan CCTV juga tidak mampu mengontrol keluar masuknya orang, karena Pasar Tengah mempunyai banyak lorong dan wilayahnya luas. “Contoh kayak alun kapuas kalau nggak di pagar pedagang akan keluar masuk. Tapi kalau pasar tengah nanti sudah diberi pagar selesai jualan selesai kegiatan, langsung ditutup,” tegasnya.
Diakuinya, keamanan di Pasar Tengah memang cukup rawan. Selain wilayahnya luas dan mudahnya orang keluar masuk masuk, pada malam hari ada yang tidur di area pasar. Akses pintu keluar masuk yang juga banyak berdampak terhadap keamanan pada malam hari.
“Yang jelas Pasar Tengah itu 90 persen sudah terisi, sekarang tugas kita itu menjaga keamanannya,” lugasnya.
Dia mengklaim, pihaknya sudah melakukan penertiban hampir semua pasar. Namun ketika malam masih saja ditemui kegiatan yang macam-macam. “Oleh karena itu, kita akan bertindak tegas jika ditemukan kasus serupa dengan mengajukannya ke pengadilan,” ancamnya.
Dia menambahkan, saat ini pihak Asosiasi Pasar Tengah juga sudah berusaha semaksimal melakukan pengawasan. Namun lantaran keterbatasan jumlah tenaga mengakibatkan kurang maksimalnya pengawasan.
“Ini telah dibangun oleh pemerintah pusat dengan bekerjasama dengan Pemkot, maka harus kita jaga dengan baik,” imbaunya.
Haryadi menyebutkan, saat ini kondisi Pasar Tengah sudah bersih dan tidak kumuh. Pedagang bersama pihak terkait harus menjaga kebersihan dan keamanan pasar tersebut. “Jumlah kios bagian atas sudah terisi namun belum maksimal,” ucapnya.
Bagian atas sambung dia, nantinya akan diisi kuliner. Sekarang fokus Diskumdag Kota Pontianak menyiapkan tempat pembuangan limbah.
“Kalau di atas bebas kayak pasar lain malam buka untuk makanan dan minuman yang jadi masalah kalau disalahgunakan,” tukasnya.
“Berkaitan pagar, kalau yang beberapa ada kegiatan kita buka. Kalau tidak ada kegiatan pagar akan kita tutup,” timpal Haryadi.
Laporan: Riko Saputra
Editor: Arman Hairiadi