eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pertumbuhan investor pasar modal di Kalimantan Barat (Kalbar) menunjukkan tren positif. Per April 2019, Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Pontianak mencatat ada sekitar 13.500 investor aktif. 1.500 di antaranya merupakan investor baru yang terdaftar di tahun ini. Kebanyakan investor pasar modal ini berasal dari kalangan mahasiswa.
“Kalau kita lihat jumlah investor yang sudah ada saat ini tercatat sebanyak 60 persennya adalah dari kalangan mahasiswa atau anak muda,” ungkap Kepala BEI Pontianak, Taufan Febiola, Senin (13/5).
Bertambahnya jumlah investor berstatus mahasiswa ini seiring dengan bertambahnya jumlah galeri investasi yang didirikan di sejumlah perguruan tinggi di provinsi ini. Saat ini ada 10 galeri investasi, baik yang berbasis syariah maupun konvensional telah tersedia di sejumlah tempat. Yang kebanyakan adalah di perguruan tinggi.
“Dengan didirikannya galeri investasi di perguruan tinggi, dilakukan guna mendorong lahirnya investor baru dari kalangan mahasiswa maupun akademisi. Kalangan ini sangat potensial. Sebab melalui kampus tentu peranannya penting dalam meningkatkan jumlah investor,” ungkapnya.
Kendati jumlah investor didominasi kalangan mahasiswa, namun diakuinya dari sisi kontribusi, investor umum jauh lebih besar. Hal itu pun dimakluminya lantaran kebanyakan mahasiswa masih dalam tahap belajar dan belum mampu berinvestasi dengan angka yang besar.
Sementara itu, pihaknya di tahun ini, menargetkan penambahan jumlah investor baru sebanyak 3.000 investor. Jika melihat jumlah investor yang bertambah per April 2019, yang telah mencapai 50 persen dari total target.
“Kita optimis target tersebut akan tercapai,” ucapnya
Bahkan, lanjut Taufan, tidak menutup kemungkinan, penambahan investor di tahun ini melebihi target yang ditentukan.
“Kalau kita lihat capaian yang ada sangat cepat dari target tahun ini. Target kita hingga akhir tahun ini ada 15 ribu orang investor aktif di Kalbar,” tukasnya
Kepala Otoritas Jasa Keuangan, Moch Riezky F Purnomo menambahkan, pihaknya akan terus mendorong mahasiswa bergabung menjadi investor aktif di pasar modal. Pihaknya dalam hal ini juga memiliki peran dalam mengedukasi masyarakat guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
“Tentu salah satunya di sektor pasar modal. Program-program edukasi yang dilakukan oleh OJK yang juga kebanyakan kita sasar adalah kalangan pelajar,” sebutnya.
Namun dikatakan Riezky, tentu untuk meningkatkan literasi keuangan khususnya di pasar modal, tentu dibutuhkan fasilitas, salah satunya adanya galeri investasi.
“Dengan adanya galeri investasi, tentu akan lebih banyak yang mengenal pasar modal. Tentu tidak hanya di sekolah atau kampus, bahkan untuk mengenalkan lebih luas lagi tentang pasar modal, galeri ini bisa hadir di mana saja. Termasuk di pasar tradisional, atau di berbagai tempat,” tandasnya.
Sementara itu keberadaan galeri investasi di sejumlah kampus di Kota Pontianak mendapat apresiasi penuh. Pihak kampus menilai hal ini bakal membuka pemahaman mahasiswa tentang pasar dunia meluas.
Ini dikemukakan oleh Dekan Fakultas Bisnis Ekonomi Syariah IAIN Pontianak, Fachrurazi. Menurutnya keberadaan galeri investasi di sebuah universitas tentu sangat mendukung perkembangan mahasiswa untuk memahami secara langsung bagaimana bertransaksi di pasar modal memalui pasar dunia di galeri investasi.
“Terlebih bagi kami perguruan tinggi galeri ini sangat penting untuk akreditasi institusi dalam aspek formal,” ujarnya, kemarin.
Di Kampus IAIN sendiri, sudah ada perusahaan sekuritas yang membuka galerinya yang diperuntukkan untuk mahsiswa. Seperti halnya MNC Sekuritas.
“Dengan adanya galeri ini tentu menjadi wadah bagi mahasiswa belajar hidup. Artinya tidak dari dosen saja, tapi juga dari pasar. Belajar bagaimana memiliki mental cukup bertransaski, mental menang dan kalah atau untung dan rugi, galeri ini untuk melihat pasar dunia, di Indonesia sendiri sudah ada BEI IDX yang bergerak di pasar,” katanya.
Bahkan dengan adanya galeri investasi ini, ke depannya institusi ini dapat membuka program studi pasar modal syariah. Sebab menurut Fachrurazi, Kalbar dengan jumlah penduduk Muslim yang dinilai cukup banyak ditambah dengan kawasannya yang berbatasan langsung dengan Malaysia tentu memiliki akses luar biasa yang tidak semua provinsi di Indonesia memiliki askses tersebut.
“Penduduk Kalbar masyoritas Islam. Namun kita akui masih minim infrastruktur, tapi kita kaya sumber daya. Sehingga teknologi yang masuk seperti pasar modal, artinya pasar harus hadir di masyarakat Kalbar. Kalau pasar konvensional kita sudah ada, kalau pasar syariah? Karena kita banyak masyarakat Muslim, bahkan non Muslim bertransaksi di pasar syariah,” paparnya.
Apalagi dari sekian banyak mahasiswa yang belajar di kampus ini, berasal dari berbagai daerah di kabupaten dan kota di Kalbar. Sehingga memiliki latar belakang pekerjaan orang tua yang berbeda pula. Dengan begitu keberadaan galeri investasi menjadi tempat belajar dengan harapan nantinya dapat disumbangkan ke masyarakat.
“Ilmu yang sudah diperoleh di sini. Mereka bisa bawa ke daerah masing-masing memberikan edukasi kepada orang tua atau masyarakat tentang transaksi syariah. Dimana kapitalisasi ekonomi yang ada di tangan mereka dapat diinvestasikan untuk pembanguna indonesia,” pungkasnya.
Laporan : Nova Sari
Editor : Andriadi Perdana Putra