Amin Ben Gas Melanglang ke Sulawesi Utara

Konverter Kit Gas Karya Anak Bangsa dari Kubu Raya

BEN GAS. Amin saat mensosialisasikan Ben Gas kepada para nelayan Sulawesi Utara. I ST

eQuator – Para nelayan kecil di Tanah Air boleh bersyukur, termasuk para penangkap ikan tradisional di Sulawesi Utara, yang sangat terbantu oleh Amin Ben Gas, pencipta converter gas untuk mengatasi problem bahan bakar perahunya.

Pekan lalu, Pemprov Sulut melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)-nya, membagikan peralatan konverter kit bahan bakar gas (BBG) elpiji sebagai pengganti solar maupun bensin untuk perahu mereka. Perahu dengan gas elpiji bersubsidi si melon yang murah dan hemat itu, akan meringankan beban para nelayan.

Amin pun bertolak ke Sulut selain menyaksikan penyerahan converter kit juga menjelaskan penggunaan dan manfaat Elpiji untuk bahan bakar mesin perahu nelayan.

“Lahirnya konverter kit ini berasal dari keluhan dan permasalahan para nelayan akan sulitnya mendapatkan BBM. Ini aman dan sangat layak digunakan, karena sudah memiliki keamanan yang berlapis, sehingga kemungkinan terjadi kebocoran sangat kecil,” tutur Amin, inovator Konverter Kit Ben Gas di Pontianak, Jumat (27/11).

Karena itulah Pemprov Sulut memanfaatkan karya Amin. Konverter Kit Amin Ben Gas melalui instansi Penangkapan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil (P3H) Perikanan DKP Provinsi Sulut.

Pembagian Konverter Kit Amin Ben Gas dibagikan kepada nelayan di Pantai Malalayang, Pantai Mega Mas, Pesisir Tuminting di Kota Manado. Bahkan juga untuk kelompok nelayan di Desa Matani Satu, Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan serta Kelompok Nelayan di Wilayah Desa Tadoy, Kec. Bolaang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow.

“Sebenarnya nelayan Indonesia itu pintar, tapi kesempatan belum ada. Adanya konverter Amin Ben Gas ini bisa mengangkat taraf hidup dan kesejahteraan nelayan dengan kemudahan dan penghematan,” kata Amin.

Kata Amin, susahnya mendapatkan BBM membuat ruang gerak nelayan menjadi terbatas. Ketika diubah menjadi bahan bakar gas Elpiji, diharapkan bisa membantu dan meningkatkan penghasilan nelayan tanpa bergantung lagi pada BBM.

“Dengan Konverter Kit Amin Ben Gas, semoga dapat menciptakan lapangan kerja baru dengan saling berbagi pengalaman kepada nelayan lainnya, yang belum memakai Konverter Kit,” harap Amin yang sudah mempatenkan konverternya bernomor S 00210300051 dari Kementerian Hukum dan HAM, 15 Maret 2013.

Disamping efesien, Amin menceritakan kalau temuannya ini sudah digunakan nelayan Kalbar. Ia berharap dapat dirasakan masyarakat pesisir yang menghadapi kesulitan BBM.

Sekarang ini harga solar bersubsidi walaupun sudah diturunkan masih Rp6.700 dan premium Rp7.300 per liter. Itu jauh lebih mahal dari Elpiji bersubsidi tabung melon 3 kg yang Rp5.500 per kg atau Rp16.500 per tabung. Sehingga, para nelayan di Kalbar yang sudah menggunakan gas menjadi lebih ringan biaya bahan bakarnya.

“Saya buktikan, tenaga teknis yang dibawa ke sini adalah nelayan Kalbar yang sudah memakai konverter kit sejak dari generasi ke-1 sampai ke-9 sekarang”, jelasnya Amin, pria kelahiran 24 Februari 1970 itu.

 Hasil temuannya itu juga sudah melalui progam uji kompetensi di beberapa universitas ternama di Indonesai. Sayangnya, belum dirasakan merata oleh nelayan lantaran kurangnya dukungan pemerintah untuk memfasilitasinya.

Konverter kit buatan Amin, 45, sehingga namanya kini dijuluki Amin Ben Gas, itu juga sudah diakui sejumlah pihak. Bahkan sudah mengantongi sertifikat ISO 9001:2008 134 dengan pengujinya antara lain Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (Puslit SMTP) LIPI, serta Teknologi Industri (ITB) yang selalu mengikuti perkembangan konverter kit Amin Ben Gas.

Tak hanya itu, Amin juga meraih penghargaan bergengsi berupa The Most Inspiring melalui Indonesia Green Award (IGA) 2014.  Sayangnya, pemerintah sendiri kurang menghargai karya anak bangsa dan lebih melirik buatan luar negeri.

“Tapi yang penting kita bisa membantu masyarakat, tak hanya nelayan tapi juga angkutan sungai di Kalbar, terutama di Kubu Raya yang masih banyak menggunakan sarana transportasi air,” kata Amin. (Gusnadi/Pontianak)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.