Amazon Terbakar, Brasil Diancam

KARHUTLA DI LUAR NEGERI. Salah satu kebakaran yang terjadi di Hutan Amazon, Brasil, baru-baru ini. Huff Post

eQuator.co.id – BIARRITZ-RK. Presiden Prancis Emmanuel Macron berang. Dia merasa ditipu Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Dalam KTT G20 di Osaka, Jepang, Juni lalu, Brasil menyatakan akan ikut mengambil langkah untuk mencegah perubahan iklim. Termasuk di dalamnya berkomitmen menjaga keanekaragaman hayati. Sayang, pasca pertemuan itu, kebakaran di hutan hujan Amazon, Brasil, justru kian parah.

”Rumah kita terbakar. Sungguhan. Hutan hujan Amazon, paru-paru  yang memproduksi 20 persen oksigen di planet kita, kini sedang terbakar,” cuit Macron di akun Twitter resminya seperti dikutip Al Jazeera.

Macron menyebut kebakaran saat ini adalah krisis internasional. Karena itu, dia menyeru anggota G7 untuk mendiskusikan masalah tersebut dalam pertemuan di Biarritz, Prancis, akhir pekan ini. Hal senada dilontarkan Kanselir Jerman Angela Merkel. Pemerintah Prancis sudah lebih dulu mengambil sikap.

”Prancis akan menentang Mercosur.” Demikian bunyi pernyataan kantor kepresidenan.

Mercosur adalah kesepakatan perdagangan bebas antara Uni Eroa dan beberapa negara lainnya. Macron ingin mendepak Brasil dari kesepakatan tersebut sebagai hukuman atas kebakaran di Amazon.

Bolsonaro tak tinggal diam. Dia langsung membalas kritik Macron. Menurut dia, kebakaran di hutan hujan Amazon adalah masalah dalam negeri Brasil dan negara sekitarnya. Selain di Brasil, hutan hujan tropis terbesar di dunia itu juga terletak di wilayah Peru, Kolombia, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Suriname, dan area Guyana Prancis.

Bolsonaro menuding Macron ingin menggunakan kebakaran di Amazon demi kepentingan politiknya. ”Saran presiden Prancis untuk membahas masalah Amazon di G7 tanpa partisipasi dari negara-negara yang memiliki hutan itu justru membangkitkan mentalitas penjajah yang seharusnya tidak memiliki tempat di abad ke-21,” cuit Bolsonaro.

Kebakaran yang terjadi sepanjang tahun ini memang parah. Berdasar data dari The National Institute for Space Research (Inpe), terungkap bahwa ada peningkatan kebakaran sebanyak 85 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. (Jawa Pos/JPG)