eQuator.co.id – Pontianak-RK. Ada yang beda pada pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sambas periode 2016-2021 di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (13/6). Pelantikan ini tanpa dihadiri bupati periode sebelumnya.
Gubernur Drs. Cornelis, MH melantik H. Atbah Rohmin Suhaili, Lc sebagai Bupati dan Hj. Hairiah, SH, MH Wakil Bupati Sambas periode 2016-2021, menggantikan dr. Hj. Juliarti H. Alwi dan Dr. H. Pabali Musa.
Pelantikan dihadiri Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta dan pejabat negara lainnya. Sedangkan mantan Bupati Sambas Hj. Juliarti tidak hadir karena kecelakaan lalu-lintas dalam perjalanan menuju ke Kota Pontianak. Pelantikan ini hanya dihadiri mantan wakilnya, Pabali Musa.
Pelantikan berlangsung khikmad dan lancar. Gubernur Cornelis memberikan sambutan yang tidak begitu panjang lebar. Gubernur hanya meminta Atbah-Hairiah yang baru dilantik agar segera bekerja. Sesuai pesan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), pasangan ini segera menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan disesuaikan dengan RPJM provinsi serta RPJM nasional.
“Pada hari yang baik di bulan yang baik ini, bertepatan dengan kita melaksanakan puasa, diharapkan menjalankan pemerintahan dengan baik,” kata Gubernur Cornelis.
Dikatakan Cornelis, susunan RPJMD Sambas juga mesti dituangkan janji-janji politik, sesuai sumpah janji jabatan. Semua sudah diatur sedemikian rupa, sesuai dengan prosedur.
“Itu perintah. Harus dilaksanakan sesuai sumpah dan janji. Semua aturan sudah tersistem. Prosedurnya pun telah diatur,” tegasnya.
Bupati Atbah Romin Suhaili merasa senang dan bahagia bisa dilantik sebagai di bulan suci Ramadan. Menurutnya, pelantikan di bulan Ramadan, merupakan hal yang sangat istimewa. Karena mulai bekerja dengan sebuah kebaikan besar.
“Bagaimanapun bulan Ramadan ini merupakan bulan yang penuh berkah bulan suci. Sehingga banyak mempengaruhi suasana hati dan masyarakat Sambas,” kata Atbah.
Atbah dan wakilnya mengajak semua masyarakat untuk bersama-sama membangun Sambas. Dia juga akan berkomunikasi dengan pendahulunya (bupati sebelumnya). Dia menganggap pendahulunya sebagai orangtua yang mempunyai jasa besar membangun Sambas.
“Kami akan berkomunikasi dengan mereka. Banyak hal yang harus kami gali dari mereka, untuk menjalankan hal positif,” katanya.
Mengenai kerja, Atbah tidak mau terjebak dalam 100 hari. Menurutnya, kerja Bupati dan Wakil Bupati adalah lima tahun. Sehingga bisa serius mewujudkan program dan visi misi yang akan dijalankan.
“Konsen kami adalah melayani rakyat dalam membangun infrastruktur jalan, lalu membuka ruang pendidikan, kesehatan dan peningkatan ekonomi. Termasuk sektor pertanian, dimana Sambas merupakan kawasan pertanian yang cukup besar dan ini menjadi porsi khusus,” ungkap Bupati Atbah.
Mengenai wilayah perbatasan di wilayah Sambas, Atbah-Hairiah akan berkoordinasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak. Termasuk aparat penegak hukum dalam pencegah dan menanggulangi berbagai upaya kegiatan yang negative, seperti keluar masuknya Narkotika.
Mengenai apakah ada perombakan terhadap SKPD di Sambas, Atbah menegaskan, semua ada mekanisme dan aturan. Dirinya ingin Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sambas menjadi ASN yang professional. Abdi negara yang dapat melayani masyarakat dengan baik.
“Jadi saya tidak mau ASN diintervensi oleh Politik. Jadi biarkan ASN menjalankan kerjanya dengan profesional,” tegasnya.
Pria 46 tahun asal Sajad, Sambas ini mengaku bersyukur Sambas dibilang daerah tertinggal. Cap tertinggal adalah peluang besar baginya untuk membangun Sambas. “Kalau tertinggal, maka segala hal yang kami kerjakan akan dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat,” papar Atbah.
Lusyanah Kosasih, istri Atbah menyampaikan harapannya, agar sang suami sukses memimpin Sambas. “Semoga segala kesenangan yang kita tinggalkan di Jakarta dapat menjadikan sumber bagi kita untuk membangun Sambas,” kata wanita yang bekerja sebagai dosen di Akademi Farmasi Angkatan Laut ini seraya menegaskan akan tinggal di Sambas mendampingi suaminya. “Saya bersama Riza dan Hilwa akan tinggal di Sambas. Kakak-kakaknya ada yang di pesantren dan sudah kuliah dan tinggal di Jakarta serta Riau,” ujar Lusyanah.
Mantan Bupati Kecelakaan
Mantan Wakil Bupati Sambas, Pabali Musa mengatakan, ketidakhadiran mantan Bupati Juliarti, dikarenakan musibah kecelakaan. “Mungkin ibu Juliarti agak trauma. Untuk fisik tidak terlalu parah, kejadiannya di Singkawang dan subuh hari,” ungkap Pabali.
Kapolres Sambas, AKBP Sunario membenarkan informasi mengenai kecelakaan yang dialami mantan bupati Juliarti. Hanya saja dia belum mendapatkan laporan lengkap.
“Terkait kecelakaan subuh hari di Singkawang, sudah kita koordinasikan dengan anggota lalu-lintas Singkawang,” ujar Sunario.
Laporan: Isfiansyah, Marselina Evy
Editor: Hamka Saptono