eQuator.co.id – Pontianak. Larangan polisi terkait rencana Aksi Damai 112 di Monas, Jakarta, tak menyurutkan langkah umat Islam Kalbar ikut bergabung dengan muslim se-Nusantara, Sabtu (11/2) mendatang. Yang bakal terbang ke Jakarta diperkirakan ratusan orang.
“Insya Allah cukup banyak yang hadir. Mungkin ratusan dari anggota. Gak tau juga kalau yang dari simpatisan. Mohon doanya kita ada rezekinya. Karena semangat berangkat sangat besar,” tutur Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) Kalbar, Habib M. Iskandar Alkadri SHI, kepada Rakyat Kalbar, Rabu (8/2).
Terkait larangan dari Polda Metro Jaya agar tak melakukan aksi bela Islam, Alquran dan Ulama itu, Habib Iskandar mengatakan pihaknya tidak ada niatan melanggar hukum. Justru kehadiran mereka untuk mendorong hukum ditegakkan seadil-adilnya.
Ia pun menegaskan kepada anggota FPI untuk tetap pada tujuan, waspada dengan hal-hal berbau politis. “Udah biasa kalau acara seperti ini digembosin. Insya Allah kita jalan aja. Kita hanya berharap hukum ditegakkan dan keadilan dirasakan,” ucap Habib Iskandar.
Senada disampaikan Wakil Panglima Laskar Pembela Islam (LPI) Markas Daerah Kalbar, Syarif Kurniawan. “200 sampai 300 (orang) lah, se-Kalbar (ke Jakarta pada 112). Dari mana-mana (kabupaten dan kota). Pokoknya begitu balik dan keberangkatan pesawat itu dipenuhi oleh jemaah-jemaah yang ikut aksi,” yakin dia.
Termasuk beberapa petinggi LPI sendiri, lanjutnya, kemungkinan juga akan berangkat ke Jakarta. “Dari aksi sebelumnya, memang ada beberapa orang pengurus yang ikut berangkat. Untuk tanggal 11 ini, belum bisa dipastikan,” tuturnya.
Namun demikian, Kurniawan menegaskan, bahwa selama ini organisasi mereka tidak pernah menyarankan agar umat Islam ikut aksi. Sebaliknya, tidak juga melarang.
Menurut dia, keikutsertaan para muslim lebih pada dorongan hati nuraninya. “Artinya tidak ada pengkondisian secara organisasi untuk ikut aksi ke Jakarta. Apalagi ini bukan aksi khusus dari LPI. Ini adalah perjuangan dan aksi umat Islam secara keseluruhan,” jelas Kurniawan.
Berbeda, Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kota Pontianak H. Ahmad Faruki. Ia memastikan tidak ada warga NU Kota Pontianak ikut dalam rombongan ke Jakarta.
“Tidak boleh ada aksi, apalagi itu dilakukan pada masa tenang (tahapan Pilkada DKI Jakarta),” tukasnya.
Menurut dia, perjuangan NU atas dasar kecintaan terhadap Islam, Alquran, dan ulama, tidak mesti dalam bentuk aksi turun ke jalan. Meski begitu, NU Pontianak mendorong agar penista agama dapat diadili dengan seadil-adilnya.
“Itu juga sebagai cara bela Islam. Soal pelanggaran Undang-Undang terkait penyadapan terhadap kyai Ma’ruf, pihak berwajib harus menyelidikinya. Tegakkan hukum sesuai Undang-Undang,” paparnya.
Walaupun melarang, ia tidak menampik beberapa warga NU ikut dalam Aksi Damai 112 nanti. Hanya saja, ditegaskannya, yang bersangkutan jelas tidak mewakili NU Kota Pontianak.
“Siapa yang bisa larang? Tapi saya mengimbau agar jangan ikut-ikutan. Kalau Jakarta pecah (ribut), imbasnya bisa se-Indonesia,” terang Ahmad.
Maka dari itu, dia minta agar umat memikirkan mudharatnya. “Lebih baik kita mencegah terjadinya kerusakan, apalagi ini sudah ada larangan karena memasuki masa tenang,” tuntasnya.
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Mohamad iQbaL