eQuator.co.id – SINTANG-RK. Reaksi masyarakat Desa Simba Raya Kecamaran Binjai Hulu Kabupaten Sintang yang memblokade jalan lintas Sintang-Ketungau, Selasa (12/2) dapat dimaklumi. Mengingat jalan status provinsi tersebut memang dalam kondisi hancur lebur.
Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, masyarakat membuat protes ke provinsi. Walau dana provinsi dialirkan mulai dari Simpang Mensiku sampai ke Semubuk senilai Rp11 miliar lebih akan segera dilelangkan. Tapi proseskan lama. “Sementara ruas Sintang-Simba itu bukan ruas yang dilelangkan nantinya,” ujarnya, Rabu (13/2).
Dia menilai, aksi yang dilakukan masyarakat kemarin tidaklah berlebihan. Pasalnya, ruas jalan Simba memang sudah bertahun-tahun belum ditangani. Hanya dilalui material untuk perbaikan di hulunya. “Maka semakin hancur. Jadi wajar reaksi masyarakat minta kejelasan. Cara mereka baik-baik, hanya saja mereka tidak sabar,” tuturnya.
Jarot menegaskan, tidak ada unsur lain dari aksi warga tersebut. Tapi murni menyampaikan aspirasi minta jalan mereka diperhatikan dan segera diperbaiki. Walau perbaikan ini memerlukan waktu. “Untungnya pemerintah provinsi juga cepat bertindak,” pungkas Jarot.
Ditambahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sintang Murjani, pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan lima grup perusahaan perkebunan sawit dan UPJJ Kalbar. Akhirnya didapati kesepakatan bersama.
UPJJ Sintang mengerjakan dari Sintang ke Simba. Sedangkan UPJJ Kalbar dari Simba ke Sintang. “Nanti ketemunya di tengah,” jelasnya.
UPJJ Kalbar menggunakan anggaran provinsi. Sedangkan UPJJ Sintang, dari kesepakatan bersama dengan pihak perusahaan. Setiap perusahaan membantu material. Nilainya Rp20 juta masing-masing perusahaan. “Sementara untuk pengerjaannya dan alat dari kita. Mereka hanya mengeluarkan bantuan material itu, biar tak timpang tindih,” ungkap Murjani.
Anggota DPRD Sintang Florensius Ronny menuturkan, apa yang disampaikan Gubernur Kalbar Sutarmidji sudah sangat jelas. Perbaikan jalan provinsi tersebut sudah dianggarkan. Tapi kenapa warga masih melakukan aksi. “Waktu kunjungan pak Gubernur ke sana pada 25 Januari 2019 saya juga ikut. Beliau bilang sudah dianggaran pada tahun ini sebesar Rp12,3 miliar,” ujarnya.
Kendati begitu, diakui Ronny memang untuk memperbaiki poros jalan tersebut masih menunggu proses lelang. Karena pengerjaannya tidak bisa instan. Tapi semua butuh proses.
“Jadi masyarakat harus bersabar. Baru juga beberapa hari pak Gubernur kunjungan ke sana, masa’ sudah nuntut,” katanya.
Ia minta masyarakat jangan mudah terprovokasi. Apalagi ini tahun politik. Dikhawatirkan ada oknum yang membelakangi aksi tersebut untuk kepentingannya. Isu jalan ini dijadikan tameng untuk yang bersangkutan mendapatkan perhatian.
Ronny mengaku sudah menghubungi Gubernur. Kemudian Gubernur mengatakan, kalau demo seperti itu perbaikan jalannya dibatalkan saja. Karena takut aksi itu dipolitisir orang. “Ada orang nanti yang jadi pahlawan untuk kepentingannya,” ulasnya.
Ronny minta kepada Gubernur Kalbar tidak melakukan pembatalan dulu. Tapi diluruskan saja. Agar masyarakat dan semua orang sadar. Apa yang sudah diperjuangkan orang nomor satu di Pemprov Kalbar itu untuk Kabupaten Sintang. “Intinya beliau itu minta diluruskan saja,” jelasnya.
Ke depan dia berharap tak ada lagi aksi pemblokadean jalan. Cukuplah yang kemarin saja. “Jangan diulangi lagi,” harap Ronny.
Laporan: Saiful Fuat
Editor: Arman Hairiadi