eQuator.co.id – Senandung Thalaaal Badru menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di arena Econvention Ancol kemarin. Hall seluas 4.000 meter persegi itu sudah dipadati ribuan ulama. Seluruhnya hadir dalam kegiatan bertajuk Silatnas Ulama Rakyat yang diadakan DPP PKB.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia raya, seluruh peserta melantunkan salawat badar bersama-sama. Beberapa peserta tampak tidak kuat menahan linangan air mata saat melafalkan salawat badar. Sebagian lainnya melafalkan salawat dengan sekuat tenaga. Sebagian ulama lainnya yang tidak kebagian tempat tetap ikut bersalawat dari beranda.
Beberapa ulama yang hadir di antaranya, KH Dimyati Rois, KH Munif Zuhri, KH Sukhron Makmun, KH Mkhlas Hanan, dan KH Hamdan Masturiyah. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjelaskan, pihaknya mendatangkan 10 ribu ulama dari seluruh nusantara untuk bersama-sama berdoa bagi bangsa. Sejak pagi para ulama sudah ber-mujahadah lewat lantunan doa.
Dia mengingatkan, sekuat apapun kerja keras mewujudkan cita-cita bangsa, tidak akan berhasil tanpa campur tangan Allah. Untuk mendapatkan campur tangan pertolongan Allah, harus ada doa yang dipanjatkan mengiringi setiap upaya. ’’Ulama-ulama ini semua, tanpa diminta, setiap selesai salat selalu mendoakan keselamatan bangsa,’’ lanjutnya.
Sementara itu, Jokowi yang kemarin mengenakan jas dan bersarung biru menuturkan, Indonesia mendapatkan karunia besar. mulai letak geografis yang strategis, sumber daya alam melimpah, termasuk sumber daya manusia sebanyak 252 juta penduduk. ’’Penduduk kita nomor empat terbesar di dunia,’’ ujarnya.
Indonesia juga beruntung dikaruniai Sukarno sebagai pemimpin yang mewariskan Pancasila. Itu sangat penting untguk mempersatukan Indonesia yang beragam. Dia mengingatkan, Indonesia memiliki 700 bahasa daerah dan sekitar 340 suku bangsa. Sangat majemuk.
Tugas anak bangsa saat ini, ujarnya, adalah merawat dan menjaga kemajemukan. ’’Sebagai bangsa, jangan sampai ada yang memecah belah kita,’’ tutur ayah tiga anak itu. Dia merujuk pada konten media sosial beberapa waktu belakangan yang isinya tidak sedikit berupa caci maki, fitnah, saling ejek, saling hujat, dan provokasi.
Apa yang disampaikan di media sosial itu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai kebangsaan dan nilai keislaman. ’’Bangsa kita punya akhlakul karimah,’’ ucap Jokowi. Dia meminta bantuan para ulama untuk ikut serta mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menebarkan kesantunan.
Jokowi menambahkan, masyarakat yang berbeda itu harus mampu hidup dalam keharmonisan. ’’Yang mayoritas melindungi minoritas, dan minoritas menghormati yang mayoritas. Dua-duanya harus jalan,’’ tambahnya. Dengan begitu, Bangsa Indonesia akan menikmati indahnya kedamaian. (byu)