Ada Pertamini di Pertamina

Oleh: Joko Intarto

eQuator.co.id – Guyon? Tidak juga. Memang ada Pertamini di Pertamina. Di rest area darurat: ruas tol Semarang – Salatiga. Saya sempat mengisi Pertamax di sana, Sabtu tengah malam.

Pertamina memang tampak all-out melayani pemudik Lebaran tahun ini. Perusahaan plat merah itu hadir di semua rest area jalan tol. Yang permanen maupun darurat.

Di rest area permanen, Pertamina hadir dengan mesin pompa modern. Serba elektrik. Pompa digital.

Tapi di rest area darurat berbeda. Di ruas tol Palimanan – Gringsing (Kendal) saya lihat outlet Pertamina menggunakan peralatan elektrik. Serba digital.

Tapi di ruas tol Semarang – Salatiga menggunakan mesin konvensional. Berukuran kecil. Dioperasikan secara manual: Diengkol.

Mesin satu tabung Itu disebut dengan nama Pertamini. Nama plesetan. Pertamina tak senang nama itu. Pemakai nama Pertamini pun diancam akan dilaporkan polisi.

Meski akhirnya tak digunakan lagi, nama Pertamini terlanjur ngetop. Walau tanpa nama sekali pun, publik tetap menyebutnya: Pertamini. Pertamina ukuran mini.

Dimas adalah seorang mahasiswa fakultas keguruan olah raga di sebuah perguruan tinggi di Solo. Dia menjadi operator Pertamini di rest area Semarang – Salatiga itu.

“Saya direkrut semacam perusahaan event organizer. Kemudian mengikuti training di Pertamina selama satu bulan. Training operator mesin pompa digital,” kata Dimas, sembari mengengkol mesin pompa manualnya.

Alangkah kagetnya ketika ditempatkan di rest area itu, mesinnya manual. Pertamini itu.

“Terpaksa belajar sendiri mengoperasikan mesin ini, karena training di Pertamina tidak untuk mengoperasikan mesin manual ini,” kata Dimas.

Sejak tanggal 8 Juni Dimas bertugas di situ. Setiap hari menghabiskan 10 drum hingga 20 drum Pertamax.

Saya sendiri membeli Rp 150 ribu. Harga sesuai publish rate Pertamina.

Meski motifnya hanya untuk mencari pengalaman, Pertamax dari Pertamini itu bermanfaat juga. Paling tidak saat saya kesasar. Harusnya keluar tol menuju Salatiga. Hasilnya: muncul di Gemolong, Sragen. Perjalanan dari Semarang ke Jogja pun menjadi lebih lama: 1,5 jam. (jto)