Ada Misteri di Balik Kebohongan Ratna

Ditangkap di Soetta Tadi Malam

Aktivis Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada wartawan mengenai kasus dugaan penganiayaan terhadap dirinya di Jakarta, Rabu (3/10). Dalam keterangannya Ratna Sarumpaet menyanggah adanya penganiayaan terhadap dirinya dan meminta maaf atas kehebohan yang sempat ramai sejak kemarin.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

eQuator.co.idJakarta–RK. Polisi mendapatkan sinyal adanya tindak pidana yang terorganisasi di balik kebohongan Ratna Sarumpaet. Misteri apakah kebohongan itu memang disengaja dan direncanakan dengan tujuan tertentu diyakini bisa terungkap.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, dalam kasus itu akan terlihat bagaimana gambaran utuhnya. Ibarat sebuah puzzle, potongan-potongan gambar akan disusun hingga bisa diketahui gambar utuhnya.

”Mungkin ada sebuah gambar yang indah atau justru yang menakutkan,” ungkapnya.

Peran setiap orang dalam kasus tersebut juga akan diteliti berdasar barang bukti yang telah dikumpulkan. ”Dalam hukum, sengaja atau tidak sengaja itu, ancaman hukumannya berbeda. Niat itu penting dalam sebuah kejadian,” papar mantan Wakabaintelkam tersebut.

Dalam kasus Ratna, polisi telah memanggil seorang dokter dan perawat. Keduanya bekerja di rumah sakit kecantikan tempat Ratna dioperasi. ”Mereka diperiksa di Polda Metro Jaya,” jelasnya.

Fakta-fakta lain juga ditemukan di balik kebohongan Ratna. Salah satunya, biaya operasi kecantikan Ratna dibayar dengan rekening yang sama dengan rekening yang digunakan menggalang dana kemanusiaan untuk musibah kapal tenggelam di Danau Toba.

”Seharusnya penggalangan dana masyarakat dilaporkan. Kalau untuk internal itu perlu laporan pertanggungjawaban. Tapi, kalau yang besar, seharusnya ada audit independen,” ujar Setyo.

Namun, saat ini penyidik masih berfokus pada kasus kebohongan atau hoax. Nanti, setelah kasus hoax-nya usai dan bila ada bukti yang mengarah ke pidana lain, tentu penyidik menelusurinya.

Sementara itu, hingga kemarin sudah ada lima laporan terkait kebohongan Ratna. Empat laporan di Polda Metro Jaya dan satu laporan di Bareskrim. Salah satu laporan berasal dari Sandiaga Uno yang merasa dirugikan atas kebohongan Ratna.

Setyo menambahkan, pihaknya berupaya menyelesaikan kasus tersebut secepatnya. ”Kami lihat ada upaya agar segera dituntaskan. Ya supaya terbuka,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, polisi juga menanggapi kinerja yang begitu cepat saat menangani kasus Ratna, tapi lamban dalam kasus Novel Baswedan. Menurut Setyo, dalam mengungkap sebuah kasus itu, ada beberapa faktor.

”Ada faktor keberuntungan. Kalau situasinya banyak yang mendukung, ya mudah terungkap,” urainya.

MEREMBET KE PARLEMEN 

Kebohongan Ratna berimbas kepada rekan-rekannya di tim pendukung capres-cawapres Prabowo-Sandi. Kemarin empat anggota dewan dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan karena dianggap turut menyebarkan informasi bohong. Para terlapor adalah Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, anggota DPR Mardani Ali Sera, dan anggota DPR Rachel Maryam.

Pihak yang melaporkan menggunakan nama Advokat Pengawas Konstitusi. Mereka menuding para terlapor menyebarkan informasi yang belum sepenuhnya terjamin akurat.

Perwakilan divisi hukum dan advokasi Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) juga mendatangi Bawaslu terkait kasus Ratna Sarumpaet. Mereka mengadukan hoax tentang penganiayaan Ratna karena melanggar kesepakatan kampanye damai 23 September lalu. Namun, tidak ada orang yang menjadi terlapor dalam pengaduan tersebut.

”Kami hanya menyampaikan bahwa ada persoalan besar yang sedang kita hadapi dan meminta kepada Bawaslu agar lebih giat melakukan pencegahan ke depan,” ujar Nelson Simanjuntak, anggota TKN KIK yang ikut mendatangi Bawaslu kemarin.

Menyikapi laporan bertubi-tubi ini, tadi malam (4/10), Polda Metro Jaya mengamankan aktivis sosial Ratna Sarumpaet di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan kabar ini. “Benar, yang bersangkutan sudah diamankan, nanti silakan ke (direktorat) krimum,” kata mantan Kapolres Nunukan ini saat dikonfirmasi.

Informasi yang dihimpun, Ratna diamankan ketika dalam pesawat yang hendak terbang ke luar negeri. Belum diketahui apa alasan Ratna yang baru saja mengaku berbohong itu ingin meninggalkan Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, masyarakat dihebohkan informasi pengeroyokan Ratna Sarumpaet di sekitar Bandara Husein Sastranegara Bandung pada 21 September. Ratna mengaku dipukul hingga menyebabkan wajahnya bengkak usai menghadiri sebuah konfrensi internasional.

Namun, ternyata, semuanya hanyalah karangan Ratna . Dia sebenarnya melakukan operasi sedot lemak pipi. (Jawa Pos/JPG)