eQuator – Mempawah. Membebaskan Kabupaten Mempawah dari bahaya penyakit HIV/AIDS tidak mudah. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) menjalin kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Mempawah agar penghulu ikut mempersempit penyebaran penyakit mematikan tersebut.
“Sebagaimana korupsi, HIV dan narkoba merupakan salah satu persoalan besar bangsa Indonesia, bahkan seluruh bangsa yang ada di dunia. Jutaan pemuda telah menjadi korban HIV/AIDS, padahal masa depan suatu bangsa ada di pundak para pemuda,” kata Wakil Bupati Mempawah, Gusti Ramlana ketika membuka Sosialisasi dan Penyuluhan HIV/AIDS di Aula Kantor Kemenag Mempawah, Minggu (6/12).
Dikatakannya, HIV dan narkoba merupakan musuh bersama. Sebab, dampaknya mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai fisik, psikis, budaya, ekonomi hingga sosial. Karenanya, upaya membebaskan bangsa dari HIV dan AIDS menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh bangsa Indonesia. Terkait eksistensi KPA, Ramlana menyatakan KPA dibentuk dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 dengan tujuan, meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan AIDS yang lebih intensif, terpadu, dan terkoordinasi. “Di Kabupaten Mempawah warga tertular HIV telah mencapai 252 orang, AIDS 107 orang, dan meninggal 60 orang. Dari 60 desa dan 7 kelurahan, sudah 33 desa/kelurahan yang warganya terinfeksi HIV. Jadi sudah hampir separuhnya. Karena itu ini kita sebut sebagai ancaman,” kata Ramlana.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kemenang Mempawah, Kasiman mengapresiasi digelarnya penyuluhan yang diikuti 35 peserta, terdiri dari kepala Kantor Urusan Agama (KUA), penghulu, dan penyuluh nikah di lingkungan Kantor Kemenag memapawah. Dia berharap, sosialisasi dan penyuluhan dapat memotivasi masyarakat untuk mewaspadai bahaya HIV/AIDS. “Minimal mengurangi. Mempawah ini kota yang tenang dan agamis. Tapi melihat perkembangan dari waktu ke waktu, ini sudah cukup mengkhawatirkan kita semua,” tuturnya.
Menurut Kasiman, para kepala KUA, penghulu, dan penyuluh adalah pihak-pihak yang kerap berhubungan dengan masyarakat. Dia berharap, mereka dapat menjadi penyambung pesan mengenai bahaya HIV/AIDS. “Bapak dan ibu lah yang langsung ke masyarakat kapan pun dan dimana pun. Kami harapkan hal ini terus disosialisasikan, karena penyakit ini bisa merenggut jiwa. Kalau tidak mulai sekarang kapan lagi,” ujarnya kepada para peserta.
Sedangkan Sekretaris Eksekutif KPA Kabupaten Mempawah, Westi Anas menilai para kepala KUA, penghulu, dan penyuluh nikah serta penyuluh agama adalah perpanjangan tangan KPA dalam menyampaikan informasi yang jelas kepada lapisan masyarakat sesuai tugas pokok dan fungsinya. “Kepada para penguhulu, informasi ini sangat penting untuk disampaikan kepada calon-calon pengantin, dan kepada penyuluh agama dapat menyampaikan kepada jemaahnya,” kata Westi. (sky)