Baru Saja Selesai, Ingin Gowes Lagi

Dari Tour Sepeda Balap Jelajah Serumpun 2015,

FOTO BARENG PHOENIX. Para pesepeda asal Indonesia-Malaysia berfoto bersama di bawah Patung Burung Phoenix di Damai Beach, Malaysia, Minggu (6/12). FIKRI AKBAR

Telaga Air, sebuah perkampungan nelayan Melayu yang terletak sekitar 30 kilometer dari Bandaraya (Kota) Kuching, Malaysia, menjadi akhir dari rangkaian Tour Sepeda Balap Jelajah Serumpun Indonesia-Malaysia 2015. Acara ini besutan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalbar, bersama Pemerintah Malaysia.

 

Fikri Akbar, Sarawak

 

eQuator – Pada perjalanan hari pertama (Sabtu, 5/12), 74 pesepeda Indonesia dan 30 dari Malaysia mengengkol sepanjang 40 kilometer dari Pos Sempadan Tebedu-Entikong menuju Sirian. Beristirahat sejenak dua kilometer dari Bundaran Sirian, rombongan melanjutkan perjalanan ke Bandaraya Kuching sejauh 80 kilometer.

Sepanjang perjalanan, para pesepeda dikawal oleh Marshal Malaysia. Mengantisipasi jika ada peserta yang kelelahan, penyelenggara juga mempersiapkan dua mobil sewa serta satu ambulans. Sesampainya di Bandaraya Kuching, rombongan melewatkan malam di Arif Hotel. Keesokan harinya, jarak yang lebih kurang sama akan mereka tempuh.

Ahad (6/12), sekitar pukul 07.00 waktu Malaysia, para pesepeda jelajah serumpun ini start dari Arif Hotel. Mereka berkeliling Bandaraya Kuching sebelum menempuh perjalanan 40 kilometer menuju Damai Beach (Pantai Damai) yang dijadikan tempat pemberhentian sementara (pit stop). Bandaraya Kuching masih terlihat luar biasa tingkat keteraturan dan kebersihannya.

Beristirahat kurang lebih 15 menit di tepian pantai dan sempat berfoto bersama di bawah Patung Burung Phoenix, mereka kembali menggowes sepeda menuju Telaga Air. Jalan terjal dan menurun tak menjadi hambatan bagi para pesepeda, kekompakan dan keakraban masing-masing pesepeda dari dua negara ini seolah menepis rasa capai.

Tua dan muda berkumpul. Sepeda menyatukan mereka, saling bahu membahu, membantu bilamana ada yang kelelahan saat perjalanan dan saat menerjang terjalnya rute perbukitan. Sesekali, bincang-bincang diselingi gurauan terdengar.

Sesampainya di Telaga Air, para pengurus Kadri Group Bycling Club menyambut mereka. “Kita gunakan unsur sepeda ini untuk menggerakkan, silaturahmi seperti satu keluarga, dimana kita ini tidak memandang kedua negeri. Bagi saya, saya senang saat pergi ke Kota Pontianak dimana saya rasa macam seperti rumah sendiri. Karena keluarga ramai, selalu rapat (berkumpul,red),” ujar Pengurus Bycling Club tersebut, Alfian Yanto Kadri.

Di lokasi destinasi wisata dan pusat pemancingan masyarakat dari berbagai wilayah dan negara itu, para pesepeda menyempatkan menikmati buah durian khas Sarawak yang besar, lonak, dan murah.

Kadri mengaku sangat merindukan saat-saat pesepeda dari dua negara serumpun berkumpul. Kata dia, yang paling penting bukan kuantitas pesertanya tapi kualitas kegiatan tersebut.

“Siapa laju siapa yang perlahan, itu dikira kemudian. Karena yang penting pesepeda dari mana-mana ini bersatu. Tahun depan, seperti bebalas pantun, rencananya kita akan fun race. Itu kita tunggu, kalah kita tunggu artis sinetron (datang). Bukan karena balapnya, tapi karena ramainya, serunya, senang hatilah,” tutur Director Kadri Group of Companies itu.

Rencananya, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Syawal Bondorekso akan mengadakan Jelajah Serumpun kedua tahun depan yang dikombinasikan dengan motor besar. Teknisnya akan direncanakan kemudian.

“Apakah (menjelajahi) wilayah Sarawak semua, nanti kita bicarakan. Bukan perubahan konsep, tapi Jelajah Serumpun memang begitu sebenarnya, motor dan sepeda, karena ini sifatnya touring. Dan diprioritaskan untuk kalangan-kalangan seniorlah,” tuturnya.

Syawal mengatakan, karena kegiatan ini bagian dari agenda Sosek-Malindo, akan banyak rangkaian kegiatan di bidang sosial dan kemasyarakatan ke depannya. “Seperti kemarin ada POR Perbatasan, yang tahun depan akan diselenggarakan di Sarawak. Tempatnya tidak hanya di Kuching, ada beberapa tempat berbeda,” beber dia.

Selain agenda Jelajah Serumpun, Dispora juga akan menyelenggarakan kejuaraan balap sepeda dan tour melibatkan pesepeda dari Brunei Darussalam. “Di akhir tahun juga ada Tour De Khatulistiwa, kemudian lanjut Jelajah Serumpun di akhir tahun juga,” tutup Syawal.

Usai serah terima cinderamata antardua negara, dari Telaga Air, para pesepeda kembali ke Bandaraya Kuching. Dihitung-hitung, seratus kilometer lebih ditempuh untuk kembali ke Arif Hotel. *

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.